I Gede Arya Sugiartha. (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV (44) yang mengangkat tema “Danu Kerthi – Huluning Amreta”, Memuliakan Air Sumber Kehidupan” akan dibuka, Minggu (12/6) besok. Pembukaan akan diawali dengan pawai di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandi Renon pukul 14.00 WITA, kemudian dilanjutkan dengan pebukaan di Gedung Terbuka Ardha Candra, Art Center Denpasar pada pukul 19.00 WITA.

PKB ke-44 ini batal dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Pembukaan akan dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian. “Kemarin, Kamis (9/6) berfluktuasi dinamis. Rencananya Presiden, karena ada kesibukan lalu diturunkan ke Wapres, dan Wapres sakit sehingga diturunkan ke Menteri Dalam Negeri,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha.

Ia mengatakan PKB merupakan wahana dan ruang kreativitas seni budaya, sebagai implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali. PKB sebagai festival seni terbesar di Provinsi Bali bersifat kolosal, merakyat, bereputasi internasional, merupakan momentum untuk pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan seni tradisi, klasik dan kesenian rakyat.

Baca juga:  Kokok Ayam Dikeluhkan, Wisman di Bali Diminta Hargai Kearifan Lokal

PKB tahun ini melibatkan 16.150 seniman dan 200 sanggar, sekaa dan komunitas seni. Materi pokok adalah Peed Aya (Pawai), Rekasadana (Pergelaran), Utsawa (Parade), Wimbakara (Lomba), Kandarupa (Pameran), Kriyaloka (Lokakarya), Widyatula (Sarasehan), dan Adi Sewaka Nugraha (Penghargaan Pengabdi Seni). Pelaksanakan PKB tahun 2022 ini dilaksanakan secara langsung atau dipentaskan di panggung bukan melalui virtual. “Karena itu, pawai pembukaan PKB yang sudah dirancang dengan Peed Aya dengan melakukan syuting, kini berubah menjadi pawai live,” ujar Prof. Sugiartha saat jumpa pers persiapan pembukaan PKB XLIV, Jumat (10/6).

Pawai pembukaan berlangsung di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, 12 Juni 2022 pukul 14.00-16.30 WITA. Rencananya pawai dilepas oleh Gubernur Bali ditandai dengan pemukulan Gong Beri disambut dengan kebyar Gong Gede dan Semar Pagulingan.

Baca juga:  Voli Pantai Tanpa Latih Tanding

Mendagri Tito Karnavian dipastikan juga hadir pada pawai ini, Peserta Pawai sebanyak 25 grup dari Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten/Kota, Lembaga Pendidikan, Instansi Pusat dan Daerah, BUMN/BUMD, dan Komunitas/Yayasan seni. Para peserta pawai ini sebagai partisipasi murni. Mereka memakai biayai sendiri.

Sementara untuk pembukaan PKB diisi Tari Baris Anak-anak “Bandana Manggala Yudha” dan Rekasadana Sendratari “Catur Kumba Mahosadhi”, mengangkat kisah Ratu Ayu Mas Membah, garapan kolaborasi ISI Denpasar dengan Sanggar Seni Usadhi Langu. Walau dilaksanakan secara langsung, tetapi pembatasan pengunjung masih berlaku. “Selain undangan sebanyak 300 orang, penonton yang bisa masuk maksimal 4.000 orang dari 8.000 kapasitas panggung dengan tetap memberlakukan prokes, mendapatkan vaksin 3 kali dan memiliki aplikasi PeduliLindungi,” ujarnya.

Baca juga:  Kasus Dugaan Korupsi DID Tabanan, Eka Wiryastuti Disidang di Pengadilan Tipikor Denpasar

Selain itu, Prof. Sugiartha menegaskan bagi masyarakat yang ingin menonton langsung ke Ardha Candra wajib menggunakan pakai adat. Sebab, apabila tidak menggunakan pakaian adat, maka tidak diijinkan masuk. “Ini perintah langsung dari Pak Gubernur Wayan Koster. Apabila penonton tidak menggunakan pakaian adat, mohon maaf petugas kami tidak akan mengijinkan masuk ke Gedung Ardha Candra,” tegas Prof. Sugiartha.

Sebelumnya, ia mengatakan pembukaan PKB rencananya dilakukan oleh Presiden RI, Joko Widodo di panggung terbuka Ardha Candra. Acara pembukaan diisi Tari Baris Anak-anak “Bandana Manggala Yudha” dan Rekasadana Sendratari “Catur Kumba Mahosadhi”, mengangkat kisah Ratu Ayu Mas Membah, garapan kolaborasi ISI Denpasar dengan Sanggar Seni Usadhi Langu. (Winatha/balipost)

BAGIKAN