JAKARTA, BALIPOST.com – Tokoh masyarakat Buleleng mendesak segera dibangunnya Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) yang terletak di pesisir pantai Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali. Desakan ini disampaikan oleh warga Buleleng melalui sejumlah tokoh agama dan adat di Bali saat mereka bertemu dengan General Manager (GM) PT BIBU Panji Sakti AA Ngurah Ugrasena di Kubutambahan, Senin (13/6).
Setidaknya ada tiga tokoh agama dan adat, yaitu Bendesa Adat Kubutambahan Jero Pasek Ketut Warkadea, Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng I Nyoman Westha, dan Penglingsir Ida Pedanda Gede Oka Manuaba dari Griya Taman Manuaba, Kubutambahan mempertanyakan tindak lanjut rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara. “Sudah terlalu lama kami menanti, kapan bandara dibangun?” kata Jero Pasek, dikutip dari Kantor Berita Antara.
Jero Pasek mengatakan, sudah lama warga di Bali Utara mengetahui rencana pembangunan BIBU. Ia menyebut, pada Desember 2020 telah menyurati Presiden Joko Widodo yang isinya meneruskan pernyataan warga dari Desa Adat Kubutambahan mendukung pembangunan bandara.
Sebelumnya, pada 25 September 2021, para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat serta sembilan Penglingsir Puri yang tergabung dalam Paiketan Puri Agung se-Bali melakukan doa bersama di Pantai Kubutambahan.
Dalam kesempatan yang sama, Penglingsir Ida Pedanda Gede Oka Manuaba mengatakan, kedatangannya ke Kantor PT BIBU untuk mengingatkan lagi bahwa kehadiran bandara di Kubutambahan telah sesuai dengan konsep Tri Hita Karana dan juga mendapat restu dari Sang Hyang Widhi. “Kami meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk segera mewujudkan pembangunan bandara di Bali Utara,’’ kata Gede Oka Manuaba.
Tokoh lainnya, I Nyoman Westha yang juga menjabat sebagai Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng, menambahkan bahwa dampak pembangunan bandara akan menyerap ribuan tenaga kerja dari Kawasan Bali Utara. “Saya berbicara atas nama sembilan Kecamatan di Kabupaten Buleleng yang terdiri dari 169 Desa Adat, dan kami sangat senang sekali untuk segera diwujudkannya Bandara International di Buleleng, karena kehadiran bandara akan menjadi mesin baru ekonomi secara Nasional yang bersumber di Buleleng,” kata I Nyoman Westha.
Sementara itu, General Manager PT BIBU AA Ngurah Ugrasena meminta para tokoh agama dan adat agar mengimbau warga Buleleng tetap bersabar. “Harap bersabar, kami masih menunggu Penetapan Lokasi Bandar Internasional Bali Utara dari pihak otoritas di Pemerintah Pusat,” kata Ugrasena.
Ia juga menjelaskan pihaknya optimis tidak lama lagi Pemerintah Pusat akan memutuskan penetapan lokasi oleh Kementerian Perhubungan. Sebab, PT BIBU sudah memenuhi seluruh persyaratan administrasi, studi kelayakan, dan business plan.
“Kami juga sudah mendapat rekomendasi berupa surat dukungan dari Kementerian Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,’’ ujarnya.
Sejauh ini PT BIBU juga sudah melibatkan sejumlah perguruan tinggi seperti Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Universitas Panji Sakti. “Menurut kajian dari para pakar dari perguruan tinggi tersebut, PT BIBU disimpulkan sudah menjalankan konsep Tri Hita Karana,” kata Ugrasena.
PT BIBU adalah perusahaan penggagas pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang lokasinya di pesisir pantai (off shore) dan berada di wilayah Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Pemerintah juga telah memutuskan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang letaknya di Kecamatan Kubutambahan, kabupaten Buleleng sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres No. 109/2020.
Bandara Internasional Bali Utara ini nantinya akan memiliki runway yang panjangnya 3.600 meter dan lebar 45 meter. Bandara ini dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777.
Kapasitas terminalnya dapat menampung hingga 50 juta penumpang/tahun. Sementara terminal kargo memiliki kapasitas hingga 110.000 ton/tahun. (kmb/balipost)