Gelombang pasang tinggi yang terjadi di Pesisir Selatan Jembrana sejak sepekan ini merusak sejumlah rumah di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Gelombang pasang tinggi yang terjadi di Pesisir Selatan Jembrana sejak sepekan ini merusak sejumlah rumah di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. Dari pendataan desa dan BPBD Kabupaten Jembrana, akibat abrasi dampak gelombang tinggi, sedikitnya ada 10 rumah yang mengalami kerusakan berat.

Kepala Kewilayahan Banjar Pebuahan, Kanzan, Senin (20/6) menyebutkan rumah-rumah warga yang rusak ini karena terdampak abrasi. Setiap bulan Purnama ataupun Tilem, gelombang tinggi terjadi.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Makin Tinggi, Korban Jiwa Juga

Akhir pekan lalu, gelombang pasang tinggi dan beberapa rumah terdampak mengalami kerusakan. “Beberapa bagian rumah warga rusak, tapi tidak sampai mengungsi. Ya tiap bulan Purnama air laut naik,” kata Kanzan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana Putra terpisah membenarkan adanya bencana gelombang air laut pasang yang menghancurkan sejumlah rumah di Pebuahan, akhir pekan lalu. “Selama beberapa hari ini memang air laut naik disertai gelombang tinggi, kami catat ada 10 rumah warga di Pebuahan yang mengalami kerusakan,” kata Artana Putra.

Baca juga:  Kasus Baru di Bali, Lagi-lagi Didominasi Transmisi Lokal COVID-19

Gelombang paling tinggi terjadi pada Kamis (16/6) lalu, hingga mengakibatkan kerugian bangunan mencapai Rp 220 juta. Tidak ada korban dilaporkan dari kejadian tersebut.

“Bangunan yang rusak tergolong rusak berat, kami telah melakukan assessment ke lokasi ada 10 KK yang terdampak, ada yang dapurnya kena, kamar mandi dan bagian rumah lainnya,” tambah Agus.

Sepanjang Pantai Pebuahan sejak 10 tahun terakhir dihantam gelombang pasang hingga ke daratan dan mengakibatkan abrasi. Selama 10 tahun tersebut, setiap tahunnya ada bangunan yang hancur akibat tergerus abrasi.

Baca juga:  DPO Kasus Korupsi LPD Yeh Embang Kauh Dibekuk Kejaksaan

Sejumlah upaya dilakukan secara swakelola maupun dari pemerintah desa untuk memasang penahan ombak. Sebelum masuk ke permukiman warga yang berada di sisi Selatan jalan, abrasi sudah lebih dahulu menghancurkan warung-warung lesehan ikan laut di sepanjang pantai. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN