DENPASAR, BALIPOST.com – Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44 Tahun 2022 yang mengusung tema “Danu Kerthi: Huluning Amreta” (Memuliakan Air Sumber Kehidupan) telah berlangsung secara offline selama sepekan. Sejumlah pementasan aktivitas seni, mulai rekasadana (pergelaran), wimbakara (lomba), kandarupa (pameran), kriyaloka (workshop/lokakarya), widyatula (sarasehan) telah dipentaskan. Pementasan seni yang ditampilkan pun mampu menyedot ribuan penonton setiap harinya di Taman Budaya Bali, Art Center, Denpasar.
Antusiasme ribuan penonton yang datang ke PKB ini, menandakan bahwa kecintaan sekaligus kerinduan masyarakat Bali terhadap seni, budaya dan tradisi masing-masing daerah di Bali yang tampil kembali di perhelatan PKB. Bagaimana tidak, selama 2 tahun sejak pandemi Covid-19 melanda, masyarakat Bali belum bisa menyaksikan PKB secara langsung. Karena, PKB pada tahun 2020 digelar secara online, dan pada tahun 2021 digelar secara hybrid.
Imbas dari begitu antusiasnya masyarakat menonton langsung PKB, membuat kawasan jalan menuju Taman Budaya Bali selalu padat, bahkan sering mengalami kemacetan. Terutama menjelang pementasan seni pada malam harinya. Pasalnya, perhelatan PKB tidak semata hanya menampilkan kesenian saja. Namun, juga menyajikan berbagai stand kuliner, permainan, produk UMKM, dan Pameran IKM Bali Bangkit. Sajian ini sekaligus mendukung antusiasme masyarakat tumpah ruah datang langsung ke PKB.
Tidak hanya menyebabkan kemacetan, permasalahan sampah juga terjadi. Banyak sampah berserakan di kawasan Taman Budaya akibat membludaknya kunjungan penonton. Kesadaran untuk buang sampah pada tempatnya belum sepenuhnya dilakukan oleh pengunjung. Untuk mengantisipasi hal tersebut, rapat evaluasi pun dilakukan, Senin (20/6).
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Gede Arya Sugiartha, mengatakan, untuk mengantisipasi kemacetan akan dilakukan rekayasa lalu lintas oleh Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Bahkan, akan ada jalan dua arah yang menjadi kases menuju Taman Budaya Bali menjadi satu arah pada jam-jam tertentu. “Macet biasanya terjadi pada pukul 18.00 Wita hingga 21.00 Wita, bahkan, kemarin (Minggu, 19 Juni, red) macet parah di sepanjang jalan menuju Taman Budaya Bali, karena total pengunjung mencapai 100 ribu orang,” ungkapnya.
Selain itu, yang menyebabkan kemacetan juga karena ada masyarakat yang parkir kendaraannya di pinggir ruas jalan. Seperti di Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Nusa Indah. “Ini akan segera kami tertibkan dengan pihak terkait,” tandasnya.
Kepala UPTD Taman Budaya Bali, I Wayan Ria Arsika menambahkan terkait masalah sampah yang berserakan di areal Taman Budaya Bali, dikarenakan pengunjung membawa makanan dari luar Taman Budaya Bali. Padahal, petugas kebersihan sudah disiagakan 24 jam di Taman Budaya. Namun, karena membludaknya pengunjung dan minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, petugas kebersihan pun kewalahan.
“Untuk itu, mulai besok (hari ini,red) akan kita ambil tindakan, dimana dua pintu masuk utama (lewat ISI Denpasar dan Banjar Kedaton,red) akan dijaga ketat oleh Satpol PP. Pengunjung yang masuk ke Taman Budaya dilarang membawa makanan dan minuman yang dapat menimbulkan sampah. Setiap 30 menit pengunjung akan terus kami ingatkan agar menjaga kebersihan lingkungan di Taman Budaya Bali,” imbuhnya.
Terkait kunjungan penonton dan pementasan favorit, Ria Arsika mengungkapkan bahwa sejak PKB dibuka pengunjung selalu membludak. Bahkan, semua pementasan seni dipadati penonton. Terutama Gong Kebyar dan Lomba Baleganjur yang dipentaskan di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali masih menjadi primadona pangunjung PKB. (Winatha/balipost)