DENPASAR, BALIPOST.com – Kasus aktif harian Covid-19 telah menunjukkan penurunan. Bahkan adanya subvarian Omicron (BA.4 dan BA.5) tidak mempengaruhi ekonomi Bali baik secara psikologi maupun kinerja perusahaan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Bali Trisno Nugroho, Senin (20/6) mengatakan, kondisi itu terjadi karena masyarakat Bali telah terproteksi dengan cakupan vaksinasi yang tinggi. Meskipun Presiden telah membolehkan membuka masker, namun masyarakat tetap memperhatikan kesehatan, menggunakan masker jika berada di area yang rawan dan dalam kondisi sakit. Begitu juga mencuci tangan telah menjadi kebiasaan.
“Sejauh ini belum ada tanda-tanda ke sana, Bali yang sudah bagus vaksinasi lengkap dan booster-nya juga paling tinggi. Protokol kesehatan pun telah menjadi kebiasaan,” ungkapnya.
Kondisi kinerja ekonomi dapat diukur dari kestabilan kunjungan wisatawan nusantara yang telah mencapai 13.000-an kunjungan dan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) menunjukkan trend kenaikan. Kunjungan wisman per hari bahkan telah menyentuh angka 7.200-an.
Demikian juga jumlah perusahaan penerbangan terus bertambah. Saat ini sudah terdapat 21 maskapai, terbang langsung ke Bali. “Dalam seminggu lebih kunjungan wisnus dan wisman tetap dalam trend kenaikan,” imbuhnya.
Menurutnya, dengan indikator tersebut menunjukkan wisatawan atau pelaku usaha di Bali tidak terpengaruh dengan kasus subvarian Omicron. Ekonomi Bali saat ini sedang membangun pondasi yang kuat agar ekonomi Bali tidak mudah roboh seperti sebelumnya. Tidak hanya mengandalkan pariwisata, masyarakat telah memulai aktivitas ekonomi yang baru dengan dukungan dari pemerintah.
Sementara Akademisi dari Universitas Udayana Putu Krisna Adwitya Sanjaya mengatakan, memang secara nasional ada peningkatan lagi atas kasus Covid-19, terutama di periode April-Mei 2022.
Seperti yang pernah diungkap bahwa tidak ada yang dapat memprediksi sampai kapan Covid-19 akan berakhir. Dengan munculnya subvarian Omicron dipastikan sedikit berdampak pada recovery’s perekonomian Bali, yang mana Bali baru saja memulai tatanan perekonomiannya karena kasus Covid-19 sudah melandai.
Bali mulai bergeliat yang ditandai sudah mulai normalnya aktivitas ekonomi dan sosial seperti pariwisata, pendidikan, perdagangan dan lain sebagainya. Hal itu secara eksplisit mampu memberi kontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali.
Secara psikologi, masyarakat juga sudah mulai terbiasa dengan adaptasi gaya baru untuk mendukung aktivitas hariannya. “Tetapi tetap kita tidak boleh lengah, terlebih kasus subvarian Omicron ini, dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan dan capaian vaksinasi di Bali yang sudah di atas 90 persen saya yakin efektif memitigasi subvarian Omicron tersebut,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)