DENPASAR, BALIPOST.com – Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali yang diketuai Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menggelar rapat kerja (Raker) di Ruang Pertemuan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Senin (20/6) malam. Raker yang dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno, membahas sinkronisasi program promosi BPPD Bali dengan Kemenparekraf RI guna mempercepat pemulihan sektor pariwisata Bali yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Wagub Cok Ace mengungkapkan bahwa Raker ini menjadi bagian penting dalam upaya mengoptimalkan peran BPPD Bali dalam melaksanakan program promosi dalam kerangka kebangkitan pariwisata Bali. Apalagi, sejauh ini asosiasi pariwisata di Bali memiliki hubungan yang baik dengan jajaran Kemenparekraf. Ia berharap, hubungan yang sudah terjalin baik itu ke depannya akan dapat terus ditingkatkan.
Khusus dalam kaitan pemulihan sektor pariwisata Bali. Wagub Cok Ace berharap pemerintah menyusun kebijakan yang paling pas untuk meningkatkan volume kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. Jika diibaratkan proses penyembuhan, menurutnya Pariwisata Bali membutuhkan obat yang tepat.
Ia lantas menyinggung belum sinkronnya daya dukung jumlah penerbangan dengan animo wisatawan yang menyebabkan belum maksimalnya tingkat kunjungan. Selain itu, ia juga mohon arahan kepada Menparekraf terkait konsep promosi yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan situasi yang berkembang saat ini. “Perlu adanya obat yang cocok berupa perubahan kebijakan. Jangan sampai kita habis-habisan promosi tapi jumlah kunjungan tak banyak meningkat karena tak didukung jumlah penerbangan,” ujarnya.
Menanggapi apa yang disampaikan Wagub Cok Ace, Menparekraf Sandiaga Uno menginformasikan arahan Presiden RI Joko Widodo yang disampaikan pada Rapat Kabinet Terbatas pada Senin (20/6) siang di Jakarta. Salah satu yang menjadi penekanan Presiden Jokowi adalah ancaman krisis pangan yang saat ini mengintai 60 negara di dunia.
Walaupun sejauh ini Indonesia masih dalam kondisi yang baik, namun pemerintah tetap waspada dengan menempuh kebijakan efisiensi anggaran. Di tengah situasi ketidakpastian itu, Sandiaga Uno menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjaga momentum pemulihan sektor pariwisata Bali yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Terkait upaya pemulihan sektor pariwisata, ia menyebut dua hal yang butuh perhatian serius, yaitu manajemen supply dan demand. Kedua komponen itu mesti mendapat perhatian serius jajaran BPPD Bali dan komponen lainnya yang berkecimpung dalam sektor pariwisata. Apalagi, hingga saat ini Bali masih menjadi destinasi wisata yang luar biasa. “Dari hasil road show saya, sejauh ini Bali masih menjadi top off mind di sejumlah negara,” ungkapnya.
Dengan demikian, ia menyimpulkan bahwa demand sebenarnya ada, tapi supply terkendala karena masih terbatasnya jumlah penerbangan ke Pulau Dewata. “Jadi, tugas krusial kita saat ini adalah mengecek supply and demand management. Solusinya adalah kita bersama-sama berusaha mendorong penambahan jumlah penerbangan ke Bali, termasuk seat capacity,” terangnya.
Terkait kendala ini, ia telah berbicara dengan Menteri Perhubungan mengenai kemungkinan modifikasi kesepakatan dengan sejumlah airlines. Sehingga bisa menambah jumlah penerbangan ke Bali. Melalui upaya ini, ia berharap target kunjungan wisman sebanyak 1,5 juta di tahun 2022 ini bisa terlampaui.
Menurutnya, pemerintah berkepentingan dengan percepatan pemulihan sektor pariwisata sebagai bagian penting dalam penggerak roda perekonomian. Ia menargetkan, kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bagi devisa negara bisa mencapai 20 persen. Dengan demikian, sektor ini akan diperhitungkan karena menjadi mesin pendorong yang kuat bagi kebangkitan perekonomian dan membuka peluang kerja.
Sandiaga Uno juga menyinggung terobosan pemulihan sektor pariwisata selain yang selama ini telah dilaksanakan seperti kebijakan bebas karantina dan pemberian Visa On Arrival (VoA) bagi wisman yang datang dari sejumlah negara. Terobosan lain yang menurutnya bisa menjadi alternatif adalah konsep silver economy dalam dunia kepariwisataan.
Program ini diarahkan untuk menggarap potensi wisman berusia di atas 60 tahun yang mengontrol kue ekonomi hingga US$ 1 triliun. Mereka ini, ujar Sandiaga Uno, butuh tempat yang nyaman untuk bekerja saat meninggalkan negaranya di musim dingin, kurang lebih selama tiga bulan. “Bali bisa menjadi tempat yang nyaman bagi kelompok silver economy untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Selain itu, ada juga kelompok lain yang bisa digarap adalah digital nomad,” imbuhnya.
Ia meyakinkan kalau Bali memiliki potensi yang besar untuk menggarap dua potensi wisatawan ini.
Pada bagian lain, Sandiaga Uno menyampaikan bahwa Indonesia mendapat apresiasi dari dunia internasional atas upaya pemulihan sektor pariwisata yang dilaksanakan secara bertahap dan mulai membuahkan hasil siginifikan. Periode Januari hingga April 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia total mencapai 313.800 orang.
Sementara jumlah kunjungan wisman ke Bali per tanggal 22 Mei 2022 ke Bali telah mencapai 173.666 orang. Melalui berbagai terobosan yang terus dilakukan, ia berharap kunjungan wisman ke Indonesia terus meningkat.
Pihaknya menargetkan kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun 2023 menyentuh angka 3,5 hingga 7,4 juta dari 15 pasar utama. Khusus terkait dengan promosi, Menparekraf menyampaikan bahwa konsep digital menjadi pilihan yang lebih efektif untuk dilakukan saat ini. (kmb/balipost)