Bupati Suwirta saat mengecek hasil produksi pupuk cair di TOSS Center Gema Santi. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kabupaten Klungkung menjadi salah satu pioner dalam penanganan sampah berbasis sumber di Bali. Pemkab Klungkung punya inovasi khusus TOSS (Tempat Olahan Sampah Setempat) Center Gema Santi dalam penanganan sampah.

Guna menekan volume sampah di TPA Sente yang sudah tak sanggup menampung sampah, TOSS mengolah sampah organik menjadi kompos. Kini TOSS di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan ini, juga mengolah lindi menjadi pupuk cair.

Lindi atau air dari timbunan sampah ini sebelumnya mencemari air dan kini diolah dan dikemas menjadi pupuk cair. Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung I Ketut Darmawan, Selasa (21/6) mengatakan air lindi ditampung kemudian dipindahkan ke dalam wadah khusus untuk difermentasi sebelum benar-benar menjadi pupuk siap pakai.

Baca juga:  Uyah Kusamba Gema Santi Siap Diproduksi, Bentuk Keseriusan Bupati Suwirta Bangkitkan Petani Garam

Fermentasi dilakukan selama dua sampai tiga minggu. Untuk tahap awal, uji coba pupuk cair ini sudah dipakai untuk pemupukan bawang pada lahan pertanian warga setempat. “Setelah proses uji coba ini, hasilnya nanti dianalisa lab lagi, apa kandungan komposisi yang ada di dalam air lindi, khususnya yang sudah dipermentasi,” katanya.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, Selasa (21/6) mengatakan di Kabupaten Klungkung saat ini residu atau sisa sampah yang tidak bisa diolah kurang dari 10 persen. Sisanya untuk sampah plastik diaolah menjadi barang lebih ekonomis.

Khusus sampah organik, sudah diolah menjadi pupuk kompos. Dalam pengembangannya, saat ini sedang diproduksi pupuk cair dari lindi yang ke depan menjadi pupuk cair berguna untuk petani di Klungkung dan Bali pada umumnya.

Baca juga:  Mobilnya Jatuh ke Jurang di Songan, Sekretaris TKD Prabowo-Gibran Bali Meninggal

“Pupuk cair ini, agar lindi-lindi yang dihasilkan tidak terbuang begitu saja. Sehingga bisa termanfaatkan maksimal untuk menghasilkan produksi pertanian organik yang lebih bagus,” tegasnya.

Bupati Suwirta menambahkan, dengan pengolahan sampah yang tepat guna ini, selain tidak meninggalkan bau menyengat, pengolahan sampah di Klungkung ini kerap menjadi tempat edukasi. Baik untuk pelajar maupun kunjungan dari luar daerah, sebagai pusat percontohan dalam mengelola sampah.

TOSS Gema Santi Klungkung, mendapat apresiasi dari Menteri Dalam Negeri sebagai salah satu aksi pembangunan rendah karbon, pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di sektor limbah. “Ini salah satu contoh pengelolaan sampah yang baik dan benar, yang mau menerapkannya silakan belajar ke Klungkung,” ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dalam sambutannya, saat menghadiri Rapat Kerja Nasional XIV Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2022 dan dirangkaikan dengan HUT APKASI ke-22, di Hotel Pullman Vimala Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/6).

Baca juga:  Wabup Kasta Sosialisasikan Gema Santi ke Transmigran Morowali

Mendagri mengharapkan agar pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat belajar dari Pemkab Klungkung. “Semoga ini bisa direplikasikan di berbagai wilayah di Indonesia. Inovasi TOSS Gema Santi dapat menjadi role model dalam bidang pengelolaan sampah berbasis pengelolaan dari sumbernya,” imbuhnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN