Tangkapan layar grafik peningkatan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir di Indonesia dilaporkan Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril secara virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Jumat (24/6/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Puluhan provinsi di Indonesia mengalami peningkatan jumlah kasus COVID-19. Ini, seiring situasi global yang juga sama dalam sepekan terakhir.

“Per 23 Juni 2022 pukul 18.00 WIB ada kasus tertinggi 1.907 kasus. Ada 21 provinsi yang mengalami peningkatan kasus dan 19 provinsi mengalami penurunan kasus,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (24/6).

Syahril mengatakan, peningkatan laju kasus melanda tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Tertinggi adalah DKI Jakarta dengan positivity rate atau proporsi orang positif dari keseluruhan yang dites sekitar 8,6 persen, melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di bawah 5 persen.

Baca juga:  Dari Penetapan Cuti Bersama 2021 hingga Tambahan Harian Kasus COVID-19 Bali Masih 3 Digit

Sedangkan positivity rate di Provinsi Bali 2,4 persen, Banten 3,93 persen dan Jawa Barat 2,45 persen, atau masih di bawah standar WHO. “Positivity rate nasional hingga saat ini rata-rata sekitar 3,97 persen. Jika dilihat tren kasus harian sejak 1 Juni 2022 sebanyak 368 kasus dan kenaikan tertinggi di tanggal 16 Juni 2022 sebanyak 1.243 kasus dan berangsur naik dalam dua hari terakhir sampai 1.985 kasus dan saat ini menjadi 1.907 kasus. Masih fluktuatif,” ujarnya.

Baca juga:  Walau Vaksin Sudah Tersedia, Prokes Tetap Penting Dijalankan

Jumlah kasus kematian akibat COVID-19 rata-rata nasional sebanyak sepuluh jiwa dalam kurun waktu sepekan terakhir.

Pada tingkat global, jumlah kasus baru mingguan COVID-19 dilaporkan meningkat di kawasan regional Asia Tenggara, Mediterania Timur, Amerika Serikat, dan Eropa. Jumlah kematian mingguan meningkat di Asia Tenggara dan menurun di regional lain. “Bahkan, di Amerika Serikat jumlah kasus konfirmasi harian bisa mencapai 110 ribuan kasus,” katanya.

Kasus subvarian Omicron di tingkat global masih mendominasi sebesar 99 persen dari seluruh kasus global. Proporsi sebaran BA.5 sebesar 40,2 persen dan BA.2 sebesar 22,8 persen. Sisanya BA.1 dan BA.4.

Baca juga:  Perpres UU Antiterorisme yang Disiapkan Harus Maksimalkan Peran Intelejen

Syahril mengatakan sejumlah negara sedang dilanda gelombang kelima COVID-19, di antaranya Afrika Selatan didominasi BA.4 dan BA.5 mencapai 20 ribuan lebih kasus. “Tingkat kematian di Afrika Selatan lebih kecil dari angka konfirmasinya,” ujarnya.

Negara lainnya adalah Portugal didominasi BA.5 dalam 37 hari dan telah mencapai puncak kasus. Situasi di Amerika Serikat juga di dominasi BA.2 dan BA.5. Sedangkan Inggris didominasi BA.4 dan BA.5. (Kmb/balipost)

BAGIKAN