I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, S.H. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Puncak piodalan di Pura Uluwatu jatuh pada Anggara Kasih Medangsia, Selasa (28/6). Selama Ida Bhatara nyejer hingga Jumat (1/7), persembahyangan umat tetap dilakukan dengan menerapkan prokes, khususnya wajib memakai masker, mencuci tangan, dan mengatur jarak.

Hal itu diungkapkan Pangempon Pura Uluwatu yang juga Panglingsir Puri Agung Jro Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya, S.H., Sabtu (25/6) di sela- sela persiapan piodalan. Piodalan diawali dengan prosesi mundut Ida Bhatara Sakti dari Pura Prerepan Pecatu berjalan kaki ke Pura Uluwatu.

Baca juga:  Sekaa Teruna Putra Tunggal Peduli COVID-19, Serahkan Bantuan Faceshield ke Pemkab Badung

Puncak piodalan dimulai pukul 09.00 WITA dipuput dua sulinggih yakni Ida Pedanda Gede Arimbawa dan Ida Pedanda Gede Dalem. Ida Bhatara akan nyejer selama tiga hari dan masineb pada Jumat nanti.

Selama Ida Bhatara nyejer juga katurang bhakti pengayar dipuput Ida Pedanda Gede Alangkajeng dan Ida Pedanda Gede Made Karang. Penyineban dilakukan pukul 10.00 WITA pada Jumat dipuput Ida Pedanda Gede Telaga.

Baca juga:  Kebakaran Hebat, Belasan Vila dan Restoran di Jalan Kayu Aya Ludes

Untuk itu, umat diharapkan tangkil menyesuaikan diri agar tak terjadinya kemacetan dan kepadatan pemedek. Pengempon dan pengemong pura, menurut Jaka Pratidnya tetap menyiapkan masker, tempat mencuci tangan dan pengaturan pamuspan.

Sedangkan pengaturan jarak dilakukan mandiri.
Untuk menjaga ketertiban, jaba dalem pura diprioritaskan bagi persembahyangan pemangku dan sulinggih. Di jaba tengah untuk masyarakat umum.

Dia juga nengingatkan agar umat yang tangkil tak membawa tempat tirtha dari bahan plastik. Termasuk membawa perhiasan berlebihan agar tak diambil kawanan kera Uluwatu. (Sueca/balipost)

Baca juga:  Musim Hujan Tiba, Ini Titik Rawan Banjir di Badung
BAGIKAN