DENPASAR, BALIPOST.com – PB FORKI sebagai induk organisasi karate di Tanah Air hanya mengakui Lemkari Yuddy Chrisnandi. Hal itu dikuatkan dengan keputusan Mahkamah Agung (MA), yang sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht).
Ketua Komisi Organisasi, Daerah, dan Perguruan PB FORKI Hartono, saat menghadiri Rakerprov FORKI Bali, di Denpasar, Kamis (30/6), menerangkan, kalau di belakang terjadi gugat-menggugat lagi, pihaknya tinggal menunggu putusan akhir.
Hartono menyebutkan, di Indonesia terdapat 25 perguruan karate, dan dinamikanya memang cukup tinggi. “Jadi, ke depan kalau terjadi perseteruan internal perguruan, maka dipersilakan menuntaskan sendiri, sebab perguruan memiliki AD/ART. Sementara jika dikembalikan kepada PB FORKI, maka akan dilakukan mediasi. Akan tetapi, kalau penyelesaiannya mentok, dan dibawa ke ranah hukum, PB FORKI juga menunggu putusan terakhirnya,” papar Hartono.
Seandainya di internal perguruan terdapat dualisme kepengurusan, maka PB FORKI bakal melakukan mediasi. “Jika mediasi tidak menemukan titik temui, maka bisa berproses secara hukum. Kalau dibawa sidang Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI), langkah awal penyelesaian juga mediasi dulu,” jelasnya.
Untuk itu, PB FORKI berniat mengatur agenda event, seperti Porjar dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), supaya karateka dari perguruan tetap bisa berlaga dan berprestasi. Hartono salut atas prestasi karateka Bali yang menyabet dua emas di PON Papua 2021, dan 1 emas di SEA Games Vietnam 2022.
Di sisi lain, Ketua Umum FORKI Bali Armand Setiawan, menyatakan, program dekat pihaknya bakal mengadakan selekda, guna menjaring karateka yang diterjunkan pada Kejurnas Karate di Padang, Sumbar, Oktober 2022. “Untuk usia atlet porprov belum final, sebab masih menunggu hasil kongres ” kilahnya. (Daniel Fajry/Balipost)