SINGARAJA, BALIPOST.com – Buleleng merupakan salah satu kabupaten yang melaporkan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) sesuai laporan dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali. Data yang dimiliki Distan dan Pangan Bali, terdapat 21 ekor sapi di Desa Lokapaksa, Seririt yang terjangkit.
Dikonfirmasi terkait ini, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Buleleng, Made Sumiarta, Minggu (3/7) membenarkan pihaknya sempat menerima laporan tersebut. Kadistan Made Sumiarta menyebut, laporan pertama kali diterima dari salah seorang warga di Kecamatan Seririt. Laporan ini masuk pada 9 Juni 2022.
Dari laporan itu warga tadi menyampaikan ada ternak sapi yang menunjukan perilaku yang dicurigai terjangkit PMK. Cirinya, mulut ternak berbuih.
Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dengan berkoordinasi kepada Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Tim dari Distan dan BBVet kemudian melakukan investigasi ke lapangan. Tim ini juga melakukan pengambilan sempel dari ternak itu.
Ada 8 ekor ternak sapi di lokasi ini telah diambil sempelnya. Kondisi ternak itu masih dikategorikan sehat. Konsumsi pakan dan kebugaran tubuhnya juga masih terjaga dengan baik.
Selain itu, sampel darah dari ternak sapi milik warga ini juga diambil. Namun, ia mengaku pihaknya masih menunggu uji dari Laboratorium BBVet Denpasar. “Jadi tim kami aktif melakukan edukasi dan pemantauan dan diawali ada laporan dari warga itu sehingga kami bersama tim BBVet turun dan telah mengambil sampel dan untuk kepastiannya nanti akan disampaikan secara resmi oleh tim dari BBVet,” katanya.
Ia menyebut pihkanya juga menerima laporan terkair sapi yang memiliki gejala PMK di Kecamatan Gerokgak. Pemilik ternak melaporkan 3 ekor sapi menunjukkan gejala yang mirip seperti ciri-ciri klinis terjangkit PMK. Terakhir, pada Sabtu (1/7), Distan Buleleng kembali menerima pengaduan dari Kecamatan Gerokgak.
Menindaklanjuti laporan itu, tim juga sudah melakukan penelusuran, termasuk mengambil sempel darah dan air liur ternak tersebut. “Tim kami masih terus memantau dan semuanya itu maish menunggu hasil uji sempel, sehingga nanti ada kejelasan terkait penyakit yang marak menyerang ternak milik peternak kita,” tegasnya.
Sumiarta mengatakan untuk mengantisipasi penularan PMK, sejauh ini telah melakukan edukasi pentingnya menjaga sanitasi dan kebersihan kandang ternak. Selain itu, penyemprotan disinfektan di kandang dan lingkungannya wajib dilakukan.
Ia juga segera mengajukan usulan untuk mendapat alokasi vaksin PMK. “Besok akan menggelar rapt koordinasi untuk membahas usulan Vaksin PMK ini, karena memang pemerintah pusat menyiapkan vaksin itu, termasuk kita membahas lebih lanjut terkait vaksinasi ini,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)