MANGUPURA, BALIPOST.com – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) berimbas pada transaksi di Pasar Hewan Beringkit, Mengwitani jelang hari Raya Idul Adha 2022. Tak tanggung-tanggung potensi pendapatan yang hilang mencapai Rp 2 miliar.
Dirut Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Mangu Giri Sedana, I Made Sukantra, Senin (4/7) mengatakan penurunan potensi pendapatan dipengaruhi oleh adanya penghentian pengiriman sapi Bali guna mengantisipasi penyebaran PMK. “Sudah pasti pendapatan berkurang dengan adanya PMK ini. Bahkan, pendapatan yang berkurang diprediksi mencapai Rp 2 miliar,” ungkapnya.
Umumnya, jelang Idul Adha, transaksi pembelian sapi di Pasar Hewan Beringkit sangat tinggi. Sebab pada momen ini sapi Bali bisa terjual mahal dengan jumlah yang sangat banyak. “Dengan adanya COVID-19 kami sudah merasa merugi, karena transaksi di Pasar Hewan Beringkit berkurang,” katanya.
Dijelaskan, kerugian Rp 2 miliar yang diprediksi itu hanya saat momen perayaan Idul Adha. Pun, pihaknya tidak bisa berbuat banyak meski permintaan sangat tinggi. “Jadi penjualan sapi menurun, sekarang paling banyak penjualan sapi 700 ekor per hari. Biasanya penjualan sapi saat Idul Adha mencapai ribuan dalam sehari. Sebab, sapi Bali diminati untuk dijadikan kurban. Bahkan pada bulan Mei sudah mulai terlihat transaksi pembelian sapi, dan sapinya di karantina untuk Idul Adha,” terangnya.
Karena itu, pihaknya berharap, penjualan sapi pada Rabu mendatang lebih tinggi dari Minggu kemarin yang di angka 700 ekor. “Kami berharap lockdown di wilayah terdampak saja, sehingga ada penjualan sapi ke luar daerah,” harapnya.
Terkait upaya mengantisipasi penyebaran PMK di Pasar Hewan Beringkit, Made Sukantra mengaku pihaknya mulai memperketat masuknya sapi. Seperti, dari dokumen dipastikan asal muasal sapi dan pemiliknya, dilanjutkan dengan penyemprotan disinfektan untuk penyebaran virus. (Parwata/balipost)