Arsip foto - Seorang pria yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati kantor pusat bank sentral Jepang (BOJ) di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Tokyo, Jepang (22/5/2020). (BP/Ant)

TOKYO, BALIPOST.com – Wabah COVID-19 sedang menyebar dengan cepat dan masyarakat diminta waspada menjelang akhir pekan panjang dan libur musim panas sekolah. Sehari, negara itu mencatatkan tambahan kasus hampir 100 ribu orang.

Negara itu baru-baru ini mencatat lonjakan kasus COVID-19 tertinggi sejak awal tahun. Pada Rabu, ibu kota Tokyo melaporkan 16.878 kasus baru, rekor terbanyak sejak Februari, dan secara nasional tercatat lebih dari 90.000 kasus.

“Kami memiliki 94.466 kasus baru secara nasional kemarin, dan jumlah pasien baru telah meningkat 2,14 kali dibandingkan pekan lalu, dan kami mengalami peningkatan yang cepat,” kata kepala sekretariat kabinet Hirokazu Matsuno dalam jumpa pers, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Bali Jangan Menyerah, PT Mesti Tawarkan Solusi Riil Hadapi Covid-19

Namun, dia mengatakan keterisian ranjang perawatan rumah sakit masih rendah, begitu pula kasus rawat inap dan kematian. Tokyo akan menaikkan level kewaspadaan COVID-19 ke status paling tinggi, menurut laporan Fuji News Network.

Perdana Menteri Fumio Kishida dijadwalkan akan menggelar jumpa pers pada pukul 18.00 waktu setempat (16.00 WIB). Menurut Kyodo, dalam jumpa pers itu Kishida kemungkinan akan menyampaikan perkembangan COVID-19 dan inflasi. Angka inflasi di Jepang terangkat oleh melemahnya mata uang yen dan kenaikan harga bahan bakar akibat perang Rusia-Ukraina.

Baca juga:  Warga Datang Dari Arah Madura Wajib Tes Antigen

Menteri Kesehatan Shigeyuki Goto mengatakan angka kasus baru meningkat di setiap prefektur dan sepertinya bertambah dengan cepat. “Ada kemungkinan akan lebih tinggi karena akhir pekan tiga hari dan liburan musim panas,” kata dia.

Secara terpisah, Menteri Pertanahan dan Transportasi Tetsuo Saito, yang juga mengurusi pariwisata, mengatakan saat ini bukan waktu yang pas untuk memberikan program bantuan dan subsidi bagi perjalanan domestik.

Baca juga:  Baru Setahun Jabat PM Jepang, Yoshihide Suga Dikabarkan akan Mundur

Pada akhir 2020 Jepang meluncurkan program promosi perjalanan, tetapi kemudian ditinggalkan setelah dikritik telah membantu virus corona tersebar luas. Skema serupa diharapkan bisa dimulai tahun ini. Kendati demikian, Jepang masih belum mempertimbangkan pembatasan apa pun terhadap pergerakan dan aktivitas masyarakat, kata Menteri Ekonomi Daishiro Yamagiwa.

Sejumlah politikus dan pejabat pemerintah Jepang terbukti positif COVID-19, termasuk kepala publisitas partai berkuasa Taro Kono dan kepala Badan Digital Karen Makishima. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN