AMLAPURA, BALIPOST.com – Setiap desa adat memiliki berbagai tradisi yang berbeda. Seperti, tradisi yang dimiliki Desa Adat Kesimpar, Kecamatan Abang, Karangasem. Desa Adat Kesimpar hingga saat ini masih menjaga dan menjalankan tradisi Nyepi Adat. Nyepi Adat tersebut dilaksanakan pada, Kamis (14/7).
Bendesa Adat Kesimpar, I Wayan Kari Subali menjelaskan, Nyepi Adat tersebut dilaksanakan dua hari setelah rahina Purnama, karena pada saat purnama, seluruh sesuhunan di sana tedun ke Pura Puseh dalam usaba wai. Nyepi Adat ini dilaksanakan setelah sesuhunan di sana mawali katuran panyineban di keesokan harinya. “Pada rahina Purnama kan tedun, hanya sehari katuran, habis itu mawali. Besoknya baru Nyepi Adat,” ujarnya.
Kari Subali menambahkan, Nyepi Adat ini dilakukan dari pukul 07.00 sampai sekitar pukul 18.00 Wita, masyarakat di sana tidak diperbolehkan keluar rumahnya. Dengan diawasi oleh para pecalang dan prajuru desa setempat, diharapkan Nyepi Adat ini berjalan dengan khusyuk.
“Nyepi Adat itu hampir sama dengan Hyepi pada saat sasih kasanga. Yang membedakan hanya Nyepi Adat dilaksanakan tidak sehari, melainkan setengah hari saja,” katanya.
Menurut Kari Subali, makna dari Nyepi Adat yang dilaksanakan adalah untuk mengiringi Ida Batara yang tedun pada saat usaba wai meditasi. Oleh karena itulah masyarakat tidak diperbolehkan untuk keluar rumah. “Ngiring Batara di puseh dan Batara sami, apa yang dijalankan, seperti meditasi,” jelasnya.
Dia menjelaskan, selama ini tidak ada yang melanggar hingga keluar rumah. Apabila itu terjadi, pihaknya akan memberikan sanksi, tetapi tidak berupa uang ataupun barang. “Diajak ke desa adat, disana diberikan pemahaman didepan orang banyak. Artinya kan lebih berat ini, karena ditonton oleh banyak orang,” imbuhnya. (Eka Parananda/balipost)