BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Penglipuran saat ini mengembangkan tiga unit usaha. Yang terbaru yakni pembibitan bunga hias. Keberadaan tiga unit usaha milik Desa Adat Penglipuran selama ini mampu menyerap puluhan tenaga kerja lokal.
Kelian Desa Adat Penglipuran I Wayan Budiarta menyebutkan dua unit usaha yang lebih dulu dikembangkan sebelum pembibitan bunga hias, yakni pariwisata dan pengelolaan air. Unit usaha pengelolaan air, jelasnya, sudah cukup lama dikembangkan.
Dalam usaha ini, desa adat Penglipuran mengelola potensi sumber air yang ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. “Hampir sama seperti PDAM. Desa adat mencari sumber air dan kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga. Warga yang memanfaatkan air itu dikenakan tarif,” kata Budiarta.
Sedangkan usaha pembibitan bunga hias baru dikembangkan setahun terakhir. Unit usaha itu diberi nama Gesing Sari Nursery Penglipuran.
Selain menjual bibit bunga hias unit usaha itu juga menjual pupuk kompos yang diolah dari daun bambu. Sebagaimana diketahui Desa Penglipuran memiliki hutan bambu yang luas. Mencapai 45 hektare.
Karenanya daun bambu menjadi salah satu bahan pupuk organik yang keberadaannya melimpah ruah di Penglipuran. Permintaan terhadap bibit bunga maupun pupuk kompos diakuinya lumayan banyak. “Tidak hanya dalam bentuk pupuk kompos, permintaan daun bambu yang masih utuh dan yang dicacah saja tanpa fermentasi juga banyak,” ujarnya.
Dari ketiga unit usaha tersebut, Budiarta menyebutkan ada puluhan warga lokal yang mampu diserap sebagai tenaga kerja. Dia merinci untuk unit usaha pengelolaan air, jumlah tenaga kerja yang diserap 3 orang, sedangkan usaha pembibitan bunga 10 orang tenaga kerja. “Yang paling banyak unit usaha pariwisata sekitar 30 orang. Sesuai tujuan, unit usaha dibentuk desa adat untuk menyerap tenaga kerja dan menyejahterakan masyarakat,” jelasnya. (Dayu Swasrina/balipost)