Dewa Made Indra. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua Satgas Penanganan PMK Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) saat ini sudah meluas ke 7 kabupaten/kota. Ada 526 ekor sapi yang terinfeksi.

Namun sebagian sapi itu sudah dilakukan pemotongan bersyarat sesuai arahan Pemerintah Pusat untuk memutus penularan virus PMK. Dikatakan, dari 526 ekor sapi tersebut, terbanyak ada di wilayah Buleleng.

Saat ini tersisa 224 ekor sapi yang belum dilakukan pemotongan bersyarat (data per Minggu, 17 Juli 2022). Semuanya ada di Kabupaten Buleleng, Bali

Sapi di daerah lain yang terjangkit PMK sudah dilakukan pemotongan bersyarat. “Yang masih tertinggal per hari Minggu, 17 Juli 2022, adalah 224 ekor yang belum dilakukan pemotongan bersyarat, tempatnya semuanya di Buleleng. Hari ini sudah mulai dilakukan pemotongan bersyarat, dan kemarin sudah 16 ekor, hari ini juga akan dilakukan pemotongan bersyarat, iya mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan yang lainnya juga segera dipotong,” ujar Dewa Made Indra seusai menghadiri Rapat Paripurna di DPRD Bali, Senin (18/7).

Baca juga:  Buntut Belasan Siswa SMAN 1 Denpasar Terpapar COVID-19, 3T Diperluas ke Keluarga

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali ini, mengatakan bahwa apabila kabupaten lainnya sudah selesai dan “clear”, bahkan setiap ada kasus PMK pada sapi dilakukan pemotongan bersyarat dengan protokol kesehatan yang tepat, maka hewan pembawa virus tidak akan menyebar.

Terkait dengan ganti rugi sapi yang dipotong bersyarat, Dewa Indra mengatakan bahwa belum diberikan oleh Pemerintah Provinsi Bali karena regulasi masih dalam proses. “Untuk ganti ruginya belum, yang sudah dilakukan adalah pemotongan bersyarat, dengan kami membantu mencari tukang potong sapi yang bisa membeli dengan harga yang bagus. Kami, juga sudah mengimbau kepada para tukang potong hewan agar jangan mempermainkan harga di saat situasi sulit seperti ini,” tandasnya.

Baca juga:  Di Tengah Pandemi COVID-19, Inisiatif J3K Bantu Mitra dan Pelanggan Tetap Aman dan Nyaman

Kasus PMK, dikatakan paling banyak ditemukan di Kabupaten Buleleng, dan kedua berada di Kabupaten Karangasem, Bali. “Kalau yang paling banyak adalah di Buleleng dan kedua di Karangasem, tapi yang di Karangasem dan kabupaten lain semua sapinya sudah dilakukan pemotongan bersyarat. Sudah tidak ada lagi Sapi PMK di kabupaten ini, hanya di Karangasem saja,” ungkapnya.

Dewa Indra menegaskan bahwa saat ini proses vaksinasi PMK sedang gencar dilakukan. Terutama di fokuskan di zona-zona daerah paling banyak terinfeksi PMK. Bahkan, kinerja kecepatan vaksinasi PMK terus ditingkatkan. Dikatakan, jumlah populasi Sapi di seluruh Bali saat ini mencapai 558 ribu ekor lebih.

Baca juga:  Ini, 3 Kebijakan BI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Sedangkan vaksin yang baru diterima hanya 112 ribu. “Karena itu, kita menggunakan strategi, yaitu fokus prioritas vaksinasi pada zona-zona yang terinfeksi PMK, utamakan dulu radius 3 km. Artinya, kalau di sini ada kasus, maka vaksinasinya kita prioritaskan di radius 3 km, kalau ini tuntas kita tingkatkan ke radius 10 km,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN