Menko Ekon, Airlangga Hartarto (kirir) didampingi Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Datuk Zuraida Kamaruddin. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pasar palm oil atau minyak kelapa sawit saat ini didominasi oleh dua negara yakni Indonesia dan Malaysia. Indonesia menyuplai sekitar 48 juta ton kelapa sawit dan Malaysia sekitar 18 juta ton.

Menurut The Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), Airlangga Hartarto, dua negara ini total menyuplai sekitar 66 juta per tahun ke market. Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini mengatakan permintaan dunia terhadap komoditas palm oil itu sekitar 45 juta ton. “Dari Total permintaan itu, negara yang terbesar antara lain India sekitar hampir 7,8 juta ton dan 27 negara Uni Eropa sebanyak 5,8 juta ton, dan China 4,5 juta,” paparnya.

Baca juga:  Disambut Antusias, Ratusan Masyarakat Bali Kunjungi Virtual Launching All New Honda Scoopy

Ia pun mengutarakan kerjasama Indonesia dengan Malaysia menjadi sangat penting karena ini menjadi kunci, pada saat 5,5 juta produk minyak sayur yang berasal dari Ukraina, belum bisa keluar secara penuh. “Walaupun sedang diusahakan bahwa sunflower dari Ukraina dan secara bertahap kemarin sudah keluar 2 juta namun, masih belum cukup,” katanya didampingi Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Datuk Zuraida Kamaruddin,  saat memberikan keterangan pers terkait kegiatan Ministerial Meeting di Nusa Dua, Bali, Selasa (19/7).

Baca juga:  Qlola by BRI, Solusi Layanan Digital Perbankan Terintegrasi

Dua negara yakni Indonesia dan Malaysia yang sudah menjadi anggota penuh dari CPOPC, lanjutnya, akan terus mengevaluasi dan memperluas penggunaan kelapa sawit atau palm oil, juga dalam pengembangan Biofuel. “Indonesia dan Malaysia sama-sama sedang mengkaji studi dan mempersiapkan apabila diperlukan. Indonesia bisa meningkatkan biodiesel di B35 sedangkan Malaysia bisa mempertimbangkan di B20,” ujarnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN