I Wayan Dirgayusa. (BP/Dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Kasus COVID-19 di Kabupaten Bangli kembali meningkat sejak beberapa hari terakhir. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kabupaten Bangli, saat ini jumlah kasus aktifnya sebanyak 36 kasus.

Humas Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 Kabupaten Bangli I Wayan Dirgayusa mengatakan kenaikan kasus COVID-19 di Bangli terjadi sejak 12 Juli lalu. Pada Minggu (24/7) terjadi tambahan sebanyak 6 kasus. “Total kasus aktif di Bangli saat ini 36. Dengan jumlah kasus terbanyak di Kelurahan Kawan sebanyak 11 kasus,” terangnya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bali Bertambah Lampaui Pasien Sembuh Baru

Terkait kenaikan kasus yang terjadi, pihaknya pun kembali mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap penyebaran COVID-19. Caranya dengan menerapkan protokol kesehatan seperti masker dan cuci tangan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Jadi penting untuk menjaga tubuh tetap sehat terhindar dari berkembangnya virus akibat perubahan cuaca,”kata Dirgayusa.

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster agar segera mengunjungi puskesmas atau melapor ke perangkat desa. Sehingga bisa dijadwalkan untuk pelaksanaan vaksinasi masal.

Baca juga:  Sepekan Terakhir Bertambah Ribuan Kasus COVID-19, BOR RS di Bali Naik 20 Persen

Sementara itu berdasarkan data Satgas, capaian vaksinasi booster di Bangli per 23 Juli baru mencapai 72,59 persen. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) I Nyoman Sudarma diwawancara Rabu (20/7) lalu mengaku pihaknya masih terus berupaya mengejar target capaian vaksinasi 80 persen akhir Juli.

Untuk mengejar target 80 persen tersebut pihaknya sebelumnya menargetkan bisa memvaksin 800 orang per hari. Namun kenyataannya sasaran yang mampu divaksin per hari hanya berkisar 300 hingga 400 orang. Kendalanya karena banyak sasaran yang tidak datang ke pos vaksinasi yang sudah disiapkan. “Antusias warga ikut vaksinasi sekarang berkurang,” ungkapnya.

Baca juga:  Karantina Desa Abuan Berakhir, Segini Dana Dapur Umum

Menurut Sudarma menurunnya animo masyarakat ikut vaksinasi kemungkinan karena kasus covid-19 sudah melandai. Kemungkinan lainnya karena vaksinasi booster kini sudah tidak lagi jadi syarat perjalanan. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN