DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia menargetkan netral karbon di 2060. Berbagai upaya dilakukan, terutama lewat percepatan pembentukan ekosistem dan infrastruktur serta implementasi bisnis e-mobility Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), dengan PT Perusahaan Listrik Negara Persero (PLN) sebagai penggerak utamanya.
Untuk mempercepat implementasi penggunaan KBLBB, Direktur Utama, PT PLN Persero, Darmawan Prasodjo, Minggu (24/7) mengatakan pihaknya menggandeng stakeholder mewujudkannya. Salah satunya adalah Grab lewat penandatanganan Nota Kesepahaman untuk penambahan jumlah Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di enam provinsi di Pulau Jawa dan Bali.
Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Direktur Utama PT PLN Persero, Darmawan Prasodjo dan Country Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi di acara puncak PLN E-Mobility Day: Driving The Future yang diselenggarakan di Denpasar. Kerja sama ini untuk mempercepat penyediaan EV Charging Station yang bisa dimanfaatkan bersama kedua belah pihak. “Dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik ini, PLN tidak bisa sendiri, tentu butuh kolaborasi dari berbagai pihak supaya semakin masif. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat mewujudkan cita-cita bersama mencapai target carbon neutral pada tahun 2060,” ujar Darmawan dikutip dari rilisnya.
Neneng menyampaikan pihaknya percaya bahwa kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dengan PLN, krusial untuk mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air. “Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mencapai target netral karbon pada tahun 2040 yang kami tetapkan di tahun ini.”
Ia juga mengatakan pihaknya memperkenalkan tampilan baru armada kendaraan listrik Grab yang kini bernama GrabElectric. Telah hadir sejak 2019, Grab mengoperasikan total 8.500 armada GrabElectric di 8 Provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.
“Di periode 2020-2021, Grab melalui armada kendaraan listrik telah berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon lebih dari 5.000 ton atau setara dengan pengurangan lebih dari 2 juta liter BBM,” tutup Neneng. (kmb/balipost)