DENPASAR, BALIPOST.com – Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengaku tengah melakukan komunikasi dengan Australia terkait upaya pencegahan penyebaran virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) di Bali, Jumat (29/7). Ia pun tidak mempermasalahkan adanya kebijakan Australia yang memeriksa tas warganya setelah kembali dari Bali.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Cok Ace mengatakan itu kebijakan internal Australia. “Itu kebijakan internal di sana, kita harus menghargai kebijakannya. Maksudnya jelas untuk melindungi karena kita tahu sendiri mereka penghasil daging sapi yang besar,” ujar Wagub Bali.
Kondisi ini dinilai Cok Ace sebagai hal yang wajar, mengingat Bali kerap mengalami kondisi serupa. Namun, dirinya bersyukur hingga saat ini kebijakan Australia tak mempengaruhi kondisi pariwisata di Bali.
Angka kunjungan wisatawan Australia termasuk tinggi ke Bali. “Kebijakan Australia kita harapkan tidak akan mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali,” ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya juga berkomunikasi terkait penanganan PMK di Bali. “Kami sedang memberikan verifikasi juga dengan teman-teman di Australia antara lain bagaimana kita isolasi wilayah yang katakan lah merah ada wabah PMK dan juga upaya-upaya kita memusnahkan yang kena,” katanya.
Selain itu, di Bali proses vaksinasi menjadi salah satu upaya yang sedang digencarkan. Terkait mengantisipasi penyebarannya ke negeri tetangga, di Bandara I Gusti Ngurah Rai telah dipasang karpet disinfektan untuk menghindari virus yang dibawa oleh penumpang.
Karpet disinfektan ini dipasang sejak Jumat (15/7) lalu di Bandara dalam rangka penanggulangan penyebaran PMK di Indonesia. Karpet tersebut dipasang di terminal internasional dan domestik tepatnya di pintu keluar, sehingga seluruh pengguna jasa dengan mudah berjalan di atas karpet. (kmb/balipost)