JAKARTA, BALIPOST.com – Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) akan tetap mendukung upaya pemerintah mendaftarkan kebaya multi nations ke Unesco sebagai warisan budaya yang akan diajukan secara bersama-sama dengan Malaysia, Singapura, dan Brunei. Sebelumnya PBI bergerak dengan harapan kebaya terdaftar sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia.
“Bagaimana pun tujuan kita adalah melestarikan kebaya sebagai warisan budaya berbusana para leluhur. Bahwa kebaya juga dipakai oleh perempuan-perempuan dari negara lain, tidak bisa kita nafikan kenyataan itu,” kata Rahmi Hidayati, Ketua Umum PBI, dikutip dalam rilisnya.
Direktur Pelindungan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti menjelaskan, berbagai dokumen pendukung segera disiapkan karena bulan Oktober sudah harus dikirim ke Sekretariat Intangible Cultural Heritage (ICH). Untuk itu pemerintah akan membentuk tim penyusunan naskah yang disebut dossier, yang terdiri dari beberapa ahli yang secara akademis maupun teknis memahami kebaya.
“Peran komunitas-komunitas pemerhati budaya, terutama kebaya, menjadi sangat penting,” ujar Irini.
Untuk mendukung proses pendaftaran tersebut, PBI akan bergerak guna mendata sebaran pemakaian kebaya di Indonesia, jenis-jenis kebaya dan komunitas-komunitas yang aktif menjaga warisan budaya berkebaya. “Kami memang tidak bisa bergerak sendiri dalam hal ini. Perlu bergandengan tangan dengan komunitas-komunitas lain yang juga memiliki kecintaan dan perhatian pada pelestarian budaya,” ujarnya.
Ia menambahkan saat ini PBI juga berkolaborasi dengan berbagai lembaga, baik di bidang tekhnologi informasi maupun komunitas pelestari budaya. Bersama berbagai organisasi pendukung, PBI bergerak dengan slogan Kebaya Goes To Unesco yang gaungnya sudah menyebar ke berbagai daerah bahkan ke luar negeri.
Ke depan, PBI akan membantu mempersiapkan berbagai berkas yang diperlukan dalam proses pendaftaran ke Unesco dengan mengikuti format yang sudah ditentukan. Kesiapan PBI ini antara lain karena sudah bergandengan dengan teman-teman yang bergerak untuk mendaftarkan Pencak Silat ke Unesco.
“Kami jadi paham apa-apa saja yang perlu dilakukan, dokumen-dokumen apa saja yang harus disiapkan, dan apa peran kami sebagai pendukung upaya pendaftaran ini. Pemerintah di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan yang akan memimpin secara resmi,” ujar Sitawati Ken Utami, Ketua PBI Bogor yang juga memimpin tim Kurasi Lomba Foto Berkebaya yang akan diadakan dalam waktu dekat.
“Memang jenis kebaya yang sudah didaftarkan sebagai warisan budaya Indonesia baru Kebaya Kerancang asal DKI Jakarta dan Kebaya Labu dari Riau. Tapi untuk pendaftaran ke Unesco, belum diputuskan jenis mana yang akan diajukan.. Seperti kita tahu, ada Kebaya Basiba, Kebaya Kutubaru, Kebaya Kerancang, Kebaya Kartini, Kebaya Noni dan lain-lain,” kata Sitawati. (kmb/balipost)