Gubernur Bali, Wayan Koster memperlihatkan sejumlah produk Arak Bali. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Asosiasi dan seluruh stakeholder Arak Bali memberikan apresiasi aplaus tepuk tangan terhadap perjuangan Gubernur Bali, Wayan Koster di dalam memberikan minuman fermentasi atau destilasi khas Bali pelindungan hingga pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan dengan berbasis budaya sesuai visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” dan pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Apresiasi ini disampaikan langsung oleh asosiasi dan stakeholder Arak Bali saat bertatap muka dengan Gubernur Koster yang didampingi Kadis Perindag Provinsi Bali, I Wayan Jarta di Ruang Rapat Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar, Selasa (2/8).

Pada kesempatan tersebut, Gubernur koster meminta para asosiasi dan seluruh stakeholder Arak Bali untuk tertib dan disiplin di dalam memproduksi arak Bali agar sesuai dengan pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020. Yakni, dengan cara menciptakan desain kemasan Arak Bali lebih berkualitas yang dimulai dari penempatan Aksara Bali sebagai satu kesatuan yang harmonis ke dalam merk produk arak yang diproduksi.

Kemudian membranding tampilan produk Arak Bali dengan simpel, fokus, memiliki kombinasi warna yang hidup, terdapat cetakan label yang lebih berkualitas, hingga menampilkan desain berciri khas Bali atau keseluruhan kemasanya menunjukkan “taste” Bali, dan botol minumannya harus produk lokal bukan impor. “Bikinlah kemasan yang keren, apalagi saya terus mengendorse produk Arak Bali ini ke setiap duta besar, menteri, hingga tamu kehormatan Gubernur Bali yang datang ke Jayasabha dengan memberikan souvenir berupa produk Arak Bali, lalu saya ajak foto bersama, hingga saya jamu dengan kopi tanpa gula campur arak,” tandas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.

Baca juga:  Kuningan di Pura Desa Panji, Warga Gelar "Naur Sesaon"

Gencarnya Gubernur Koster mengajak para asosiasi dan seluruh stakeholder Arak Bali menggunakan Aksara Bali ke dalam kemasan produk Arak Bali sesuai dengan pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan Dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali. Sebab, mantan peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Depdikbud RI ini menilai dengan penggunaan Aksara Bali, maka produk Arak Bali akan memiliki ciri khas Bali dan produknya tidak bisa ditiru oleh orang lain atau terlihat lebih elegan serta spesifik.

Baca juga:  Persipura Beri Kado Buat Jupe

Memiliki aura yang berkarisma, karena dengan Aksara Bali akan menambah nilai kesakralan pada produk ini. “Masih banyak yang saya lihat belum pakai Aksara Bali. Kalau sudah pakai Aksara Bali, produknya akan naik kelas. Jadi jangan anggap remeh Aksara Bali ini, tandingannya adalah Aksara Jepang, China, hingga Korea. Sekali lagi .aya minta semua yang belum pakai, harus gunakan Aksara Bali, kalau tidak, tidak akan saya endorse,” tegas Gubernur Bali jebolan ITB ini yang tercatat juga telah memfasilitasi izin BPOM untuk produk Arak Bali.

Agar produksi Arak Bali semakin maju dan manfaat ekonominya dirasakan oleh masyarakat secara berkelanjutan, dalam waktu dekat ini Gubernur Koster akan mengumpulkan manajemen hotel dan restauranr se-Bali. Tujuannya agar seluruh hotel dan restaurant di Bali menggunakan produk arak dan minuman tradisional lokal Bali minimum 50 persen. “Jadi semuanya harus punya niat untuk meningkatkan kualitas produk Arak Bali termasuk kemasannya, agar saya punya kekuatan untuk meng-endorse ini lagi. Saya akan buka aksesnya, hotel, restoran, supermarket, bandara dan lainnya. Untuk itu, saya minta tertib semua. Di hulu, harus dijaga produksinya. Kalau ada arak gula pasir kita terabas dan jangan dibiarkan arak gula pasir merusak kualitas produk Arak Bali yang sedang Kita branding,” tegas mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Baca juga:  Lab Kesehatan Karangasem Butuh Tenaga Administrasi dan Dokter

Gubernur Koster juga meminta Kadisperindag Provinsi Bali, I Wayan Jarta untuk mulai meningkatkan produksi tuak dengan terus melakukan peremajaan, mulai dari menanam sumber bahan bakunya, seperti kelapa, enau, hingga lontar. “Kemudian, kepada asosiasi dan seluruh stakeholder Arak Bali harus menjalankan ekonomi gotong-royong, agar semuanya mendapat manfaat. Membeli bahan baku tuak di petani juga harus naik, jangan sampai petaninya merasakan tidak mendapat keadilan. Kita harus sama-sama hidup bahagia, hidup memberi manfaat. Mari kita rangkul, kalau produsen arak maju, petani maju, semua bahagia, maka saya akan ikut merasakan bahagia. Ayo kita bikin kekuatan kolektif untuk mewujudkan Arak Bali sebagai minuman ketujuh spirit dunia,” pungkasnya yang disambut penuh semangat dan apresiasi. (kmb/balipost)

BAGIKAN