Pedagang yang berjualan di trotoar dan pagar Pasar Tematik Ubud berpotensi memicu kemacetan dan pemandangan kumuh sentral Poin Wisata Ubud. (BP/kup)

GIANYAR, BALIPOST.com – Proses pembangunan Pasar Tematik Ubud dipastikan memunculkan dampak kemacetan dan kesemrawutan. Salah satunya disebabkan oleh pedagang berjualan di pagar Pasar Tematik Ubud.

“Jika instansi terkait dan pemerintah tidak bertindak tegas terhadap pedagang di trotoar dan di pagar Pasar Tematik Ubud, maka akan membuat penampilan pariwisata sembrawut dan kumuh sehingga menurunkan daya sentral poin wisata Ubud,” kata salah satu pelaku pariwisata yang juga pengelola artshop asal Ubud, I Wayan Roja, Kamis (4/8).

Diungkapkannya, pascaterhentinya pengerjaan proyek Pasar Tematik Ubud akibat permasalahan internal penyedia atau pelaksana proyek membuat masyarakat Ubud khawatir. Di samping pengerjaan proyek terancam molor, kini di trotoar dan pagar proyek Pasar Ubud dipenuhi pedagang dari luar Pasar Ubud.

Baca juga:  Operasional Bus Trans Sarbagita Dihentikan Sementara

Mantan Pedagang di Pasar Ubud sudah mengikuti arahan pemerintah dengan berjualan di lahan-lahan kosong milik masyarakat Ubud seperti di Jalan Batukaru, jalan Arjuna, Jalan Bisma termasuk di Tebesaya dan tempat lain di Ubud.

Roja menjelaskan, keberadaan pedagang dari luar yang menjajakan produk suvenir ini membuat Kawasan Central poin Ubud semakin sembrawut. Para pedagang dari luar bahkan berjualan menggunakan mobil di atas trotoar. “Di samping tampil sembrawut, pedagang bermobil ini memicu kemacetan di jalur titik sentral Ubud,” ucapnya.

Baca juga:  Pasar Umum Galiran Siap Dibuka dengan Seleksi Ketat

Menurutnya, jika kondisi ini dibiarkan akan mengurangi kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Ubud. Saat pandemi kunjungan wisatawan sebagian besar meramaikan kawasan sentral poin Ubud atau di depan Pasar Ubud.

Menurutnya, Seputar Pasar Ubud yang tampil sembrawut ini akan menjadi pencitraan negatif bagi Pariwisata Ubud. Penghargaan yang selama ini diraih Ubud sebagai salah satu kawasan pariwisata terbaik di dunia akan terancam sirna. “Ini menjadi tantangan berat bagi Pemkab Gianyar melalui instansi terkait guna menata jalur sentra poin Ubud tetap asri terutama selama pengerjaan Proyek Pasar Ubud,” tegas Wayan Roja.

Baca juga:  Kebijakan Bupati Badung, Nafkah Kaling dan Kelian Banjar Dinas Disamakan

Sebelumnya Ketua Yayasan Bina Wisata Ubud, Tjokorda Gde Bayu Putra Sukawati mengatakan, pemerintah melalui Disperindag mesti mengupayakan solusi bagi pedagang yang berjualan di trotoar dan Pagar Proyek Pasar Ubud. ” Diharapkan tidak ada lagi pedagang yang berjualan di trotoar sehingga mengganggu akses wisatawan yang berjalan kaki.

“Berjualan ditrotoar menimbulkan pemandangan yang jorok, pemerintah dalam hal ini Disperindag wajib mencarikan solusi untuk relokasi pedagang di Seputar Proyek Pasar Ubud untuk berjualan di tempat yang aman,” jelasnya. (Wirnaya/balipost)

BAGIKAN