BANGLI, BALIPOST.com – Semburan belerang di Danau Batur meluas. Semburan kini muncul di sekitar Desa Buahan.
Kondisi itu membuat pembudidaya ikan terpaksa mengurangi aktivitas di keramba jaring apung (KJA). Seperti yang diungkapkan Made Antara pembudidaya ikan di Desa Buahan.
Dikatakan sejak Jumat (5/8) pagi, semburan belerang muncul di danau, sekitar wilayah Buahan, Seked, Kedisan dan Abang. Semburan belerang di sekitar Buahan dikatakan cukup keras. Semburan belerang menyebabkan perubahan warna air Danau Batur yang menjadi keputih-putihan disertai bau belerang.
Antara mengaku belum bisa memastikan bagaimana nasib ikannya di KJA saat ini. Sebab sejak semburan belerang muncul, dirinya sengaja tidak melakukan aktifitas di KJA untuk mengurangi risiko kematian ikan. Biasanya dampak semburan belerang terhadap ikan baru terlihat setelah beberapa hari. “Untuk sementara tidak berani nengok ke KJA,” kata Antara.
Sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya, biasanya fenomena semburan belerang berlangsung selama beberapa hari. Antara pun mengaku was-was dengan nasib ikannya di KJA yang kini sudah siap panen. “Tapi mau bagaimana lagi, ini fenomena alam yang sudah biasa terjadi tiap tahun,” katanya.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya semburan belerang muncul di Danau Batur sekitar wilayah Banjar Ulundanu, Desa Songan. Dampaknya sejumlah ikan yang dibudidayakan warga di KJA mati.
Kabid Perikanan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) kabupaten Bangli I Wayan Agus Wirawan, Rabu (3/8), mengatakan semburan belerang di Danau Batur kembali terjadi sejak 9 Juli secara sporadis di beberapa lokasi. Pertama kali semburan belerang muncul di wilayah Banjar Dukuh, Desa Abang Batudinding.
Sekitar 18 ton ikan milik warga di sana mati akibat fenomena itu. Untuk mengantisipasi adanya kerugian yang dialami pembudidaya ikan akibat fenomena tersebut, Dinas PKP Bangli kata Agus telah menyurati pembudidaya ikan di Danau Batur pada Januari dan Mei lalu.
Para pembudidaya ikan diminta mewaspadai potensi semburan belerang dengan melakukan percepatan panen dan menunda penambahan populasi mendekati Juli-September. Sebab pada bulan itu fenomena semburan belerang biasanya muncul di Danau Batur.
Untuk mengantisipasi banyaknya kematian ikan saat munculnya semburan belerang, kata Agus yang bisa dilakukan petani adalah mengurangi aktifitas di KJA. Supaya ikan tidak berenang ke dasar danau karena itu dapat menyebabkan ikan kekurangan oksigen saat adanya semburan belerang. (Dayu Swasrina/balipost)