Sejumlah penyeberang menunggu giliran naik ke fastboat di Pantai Sanur, Denpasar. Rute Sanur-Nusa Penida mengalami peningkatan seiring dibukanya aktivitas pariwisata Bali. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan ekonomi Bali triwulan II 2022 tumbuh 3,04 persen (yoy). Besaran PDRB-nya pada triwulan II 2022 mencapai Rp60,65 triliun.

Pertumbuhan year on year (yoy) yang mencapai 3,04 persen menunjukkan ekonomi Bali masih jauh dari pulih. Pasalnya ekonomi Bali selalu tumbuh impresif di kisaran 5 hingga 6 persen.

Kepala BPS Hanif Yahya, Jumat (5/8) mengatakan, ada beberapa momen yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2022 yaitu adanya momentum hari raya Idul Fitri, perayaaan Galungan dan Kuningan, Pesta Kesenian Bali, serta berbarengan dengan musim liburan sekolah. Selain itu juga adanya pembayaran THR ke ASN yang berdampak pada realisasi belanja pemerintah, aktivitas industri pengolahan di Bali terakselerasi sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik dan ekspor, setelah dibuka pada Februari 2022 lalu lintas penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai terus mengalami peningkatan selama periode triwulan II 2022.

Baca juga:  Oknum Anggota DPRD Bali Terancam Masuk DPO

Faktor lain yang mempengaruhi adalah komoditas pertanian khususnya padi dan palawija terpantau mengalami peningkatan produksi.

Struktur lapangan usaha didominasi akmamin dengan
andil 17,64% tumbuh 11,68% (qtq), diikuti pertanian kehutanan perikanan dengan andil 14,85%, tumbuh 8,07% (qtq), konstruksi dengan andil terhadap PDRB yaitu 10,59%, tumbuh hanya 2,01%.

Yang paling tinggi pertumbuhannya dalam triwulan II 2022 di Bali adalah lapangan usaha administrasi pemerintah yang tumbuh 40,39%, diikuti transportasi dan pergudangan 13,55% dan pengadaan listrik
dan gas 12,45%.

Baca juga:  Cegah Kebocoran Retribusi Pariwisata Kintamani, Jalur Ini Dijaga Petugas

“Lapangan usaha administrasi pemerintah didominasi oleh belanja pegawai. Sedangkan transportasi dan pergudangan dipengaruhi dengan pembukaan rute internasional dan pengadaan listrik karena merupanan sektor penunjang aktivtas ekonomi di Bali sehingga
jika pariwisata tumbuh, maka lapangan usaha
ini juga tumbuh,” ujarnya.

Secara qtq, hanya satu lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu informasi dan komunikasi yang terkontraksi – 0,13% sedangkan secara yoy, ada dua lapangan usaha yang terkontraksi yaitu administrasi pemerintahan -8,91% dan jasa pendidikan – 3,89%. Secara kumulatif dari Januari sampai Juni 2022, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan justru mengalami kontraksi -1,17%, yang berarti tahun ini produksi pertanian perikanan tidak sedang baik.

Baca juga:  Hotel Vila Lumbung Bali Jadi Tujuan Berlibur Orang Terkaya di Indonesia

Komponen dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terendah dicatat konsumsi rumah tangga 2,35% (qtq) dan pertumbuhan tertinggi yaitu impor luar negeri yang tumbuh 392,56% (qtq). Begitu juga secara yoy dan kumulatif, pertumbuhan impor luar negeri Bali sangat tinggi yaitu 556,67% dan 225,30%. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN