TABANAN, BALIPOST.com – Alat Computerized Tomography (CT) Scan di RSUD Tabanan mengalami kerusakan hingga tak bisa dipakai sejak dua minggu lalu. Akibatnya, pasien yang membutuhkan fasilitas alat ini sementara harus dirujuk ke rumah sakit terdekat.
Kondisi CT Scan di rumah sakit Tabanan yang mengalami kerusakan disampaikan oleh Sekda Tabanan yang juga Ketua TAPD Tabanan, I Gede Susila dalam rapat bersama Banggar, Minggu (7/8). Dalam rapat yang menitikberatkan upaya optimalisasi pendapatan daerah, rupanya terbentur dengan ketersediaan sarana prasarana pendukung. Salah satunya pelayanan publik dalam hal kesehatan di rumah sakit plat merah ini.
Terkait dengan kerusakan CT Scan, Direktur RSUD Tabanan, dr. I Gede Sudiarta saat dikonfirmasi Selasa (9/8) membenarkan jika kondisi CT Scan yang ada di RSUD Tabanan memang rusak lantaran pemakaian overload. Untuk pelayanan pasien yang membutuhkan CT Scan jumlahnya sangat tinggi, rata-rata sehari 5-10 pasien.
CT Scan pengadaan empat tahun lalu ini merupakan alat bagi dokter untuk mendiagnosa tergantung dari kasus yang ditangani. Ia mencontohkan, seperti penanganan terhadap pasien lakalantas dan stroke. Apabila ada kecurigaan pasien mengalami pendarahan di kepala namun dengan alat rontgen biasa tidak bisa diketahui, maka akan digunakan CT Scan.
“Penggunaan CT Scan cukup tinggi, dengan rata-rata untuk menangani 5-10 kasus per harinya, tentu kewalahan, dan menyebabkan kebocoran pada tabung akibat panas. Sementara pasien yang perlu fasilitas ini kami rujuk ke rumah sakit terdekat, seperti RS Kasih Ibu,” terangnya.
Dan terkait kerusakan ini sudah dilakukan pengajuan pengadaan. Saat ini sudah proses di Unit Layanan Pengadaan (ULP). “Paling cepat sekitar 1,5 bulan untuk mengganti kerusakan tabung, setelah ada pemenang, karena alat ini cukup canggih,” ucapnya.
Hanya saja kerusakan yang dialami saat ini menjadi pengalaman bagi pihaknya ke depan yang berencana menambah alat CT Scan. “Ke depan harus membackup CT Scan utama dengan CT Scan yang kedua sehingga bergantian bisa dipakai, dan rencananya ini sedang dijajaki, astungkara bisa cepat terwujud sehingga pelayanan pada masyarakat bisa lebih maksimal lagi,” terangnya.
Tidak hanya CT Scan, kerusakan lainnya juga terjadi pada Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang merupakan sumbangan dari Kemenkes di 2011 untuk penanggulangan virus flu burung. Waktu itu, hanya ada 10 RS di Indonesia yang mendapatkan bantuan alat tersebut, salah satunya RSUD Tabanan.
Bahkan pemanfaatan MRI bantuan pusat di RS Tabanan relatif cukup lama hingga bisa bertahan sampai akhir 2021 lalu. “Sudah rusak berat tidak bisa diperbaiki dan kami sedang usul ke Depkes. Mudah mudahan disetujui anggarannya, kemarin sudah masuk di usulan mudah mudahan kita dapat. Dibandingkan CT Scan, fungsinya beda tetapi masing-masing punya keungulan dan kekurangan. MRI ini misalnya digunakan untuk mendeteksi perkembangan kanker pada pasien,” jelasnya. (Puspawati/balipost)