DENPASAR, BALIPOST.com – Peningkatan jangkauan dan kapasitas dalam menjaga layanan terus dilakukan XL Axiata. Dikatakan Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Dharmayusa, kedua sektor ini sangat penting sebagai upaya menjaga mutu jaringan.
Ia memaparkan dalam update terkait infrastruktur jaringan secara virtual yang diselenggarakan Kamis (11/8), pada kuartal I 2022, sudah terdapat 88 ribu 4G BTS yang menjangkau 96 persen populasi Indonesia, dengan 463 kota 4G VolTE ready. Selain itu, XL juga melakukan penataan ulang teknologi 3G, fiberisasi dan backbone, dan peningkatan kapasitas CORE.
Terkait penataan ulang 3G ini, dijelaskan Dharmayusa pemerintah memberikan target pada akhir 2022 untuk mematikan layanan ini. Ia mengatakan di Jawa sudah 100 persen, sedangkan non-Jawa sekitar 90 persen.
Ia memaparkan pihaknya sangat berhati-hati dalam melakukan penataan ulang ini agar pelanggan bisa secara nyaman menggunakan layanan 4G. Terkait mematikan layanan 3G ini, jika pelanggan voice, masih ada 2G yang bisa dimanfaatkan. Sedangkan jika menggunakan layanan data, dianjurkan untuk beralih ke 4G lewat perangkat dan USIM.
Ia memaparkan untuk penataan ulang 3G ini, pada semester 2 akan dibangun 1.500 4G BTS karena targetnya hingga akhir tahun mencapai 2.500 BTS. Untuk semester 1, sudah dibangun sekitar 1.000 4G BTS.
Dalam keterangannya, Dharmayusa mengatakan pihaknya aktif melakukan tes untuk mendukung event G20 dan event internasional lainnya dalam menghadirkan layanan 5G. Pada Maret, pihaknya sudah menggelar tes layanan 5G di pelaksanaan MotoGP Mandalika.
Untuk Juni, gelaran layanan 5G juga diuji coba saat pelaksanaan Formula E di Jakarta. “Di bulan Juli, dilakukan uji coba 5G di 3,5 GHz,” paparnya.
Untuk Agustus hingga November, gelaran G20 akan didukung uji coba 5G ini. “Ke depannya, XL Axiata akan terus mengembangkan teknologi untuk mendukung konvergensi mobile, enterprise, dan home,” ujarnya.
Ia mengungkapkan pengguna layanan 5G saat ini kurang dari 1 persen total pelanggan XL yang mencapai sekitar 57 juta. Hal ini menurutnya wajar karena XL belum secara resmi menggelar secara komersial karena masih menunggu pemerintah melelang pita frekuensi. (Diah Dewi/balipost)