Gedung Bank of Italy (bank sentral Italia) terlihat di pusat kota Milan, 25 November 2011. (BP/Antara)

ROMA, BALIPOST.com – Utang pemerintah Italia mencapai level tertinggi sepanjang masa pada pertengahan tahun. Demikian diumumkan Bank Sentral Italia pada Selasa (16/8).

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Suplemen Keuangan Publik dari buletin bulanan bank sentral yang dirilis Selasa mengatakan utang berjumlah 2,766 triliun euro (2,812 triliun dolar AS), tertinggi yang pernah ada secara absolut. Totalnya 1,9 persen lebih tinggi dari 2,714 triliun euro (2,759 triliun dolar) pada awal tahun.

Mata uang Euro yang lebih lemah menjadi salah satu kontributor meningkatnya tingkat utang, karena sebagian besar utang Italia dihargai dalam euro. Pada akhir Juni, ketika data dalam laporan bank sentral Italia ditabulasikan, dolar dan euro mulai diperdagangkan pada pijakan yang kira-kira sama dengan dolar secara singkat melampaui nilai euro beberapa kali pada Juli.

Baca juga:  Setelah Jalani "Lockdown" Terpanjang di Dunia, Italia Mulai ke Kehidupan Normal

Harga-harga yang lebih tinggi telah menjadi faktor campuran terhadap pertumbuhan utang publik, kata bank sentral.

Harga-harga yang lebih tinggi telah mendorong pendapatan pajak lebih tinggi: laporan bank sentral Italia mengatakan pendapatan pajak telah meningkat 11,9 persen dalam enam bulan pertama dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menambahkan tambahan 23,2 miliar euro (23,6 miliar dolar) ke kas pemerintah.

Tetapi inflasi yang dikombinasikan dengan faktor-faktor lain seperti ketidakpastian politik di negara itu dan kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari krisis Ukraina telah mendorong imbal hasil obligasi ke level tertinggi sejak 2014. Hingga Selasa, imbal hasil obligasi pemerintah Italia 10-tahun adalah 3,135 persen.

Baca juga:  Ketiga Kalinya dalam Sepekan Ini, Nasional Laporkan Pasien COVID-19 Sembuh Lampaui 2.000 Orang

Itu turun dari puncak lebih dari 4,0 persen pada pertengahan Juni, tetapi naik dari 1,089 persen pada awal tahun. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, yang mencerminkan kegelisahan investor tentang prospek ekonomi suatu negara, meningkatkan biaya pemerintah untuk meminjam uang.

Peningkatan belanja publik merupakan faktor utama lain di balik peningkatan beban utang negara, karena pemerintah mengambil langkah-langkah untuk membantu negara keluar dari dampak ekonomi negatif dari pandemi COVID-19.

Baca juga:  BPJS Kesehatan Alami Krisis Keuangan, Jokowi Sebut Usulan Kenaikan Iuran Masih Dikalkulasi

Salah satu faktor yang membantu situasi terkait utang Italia tahun ini adalah kembalinya pariwisata. Menurut Observatorium JFC Italia, pendapatan pajak turis naik hampir 80 persen sepanjang tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama 2021, karena sektor ini pulih dari pembatasan perjalanan dari pandemi. (kmb/balipost)

BAGIKAN