KARYA - Rangkaian prosesi Karya Atma Wedana lan Manusa Yadnya Desa Adat Padang Luwih, Dalung, Badung, Senin (22/8). (BP/Nan)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Dalam upaya melestarikan seni, adat, agama, dan budaya, Desa Adat Padang Luwih, Dalung, Badung menggelar Karya Atma Wedana lan Manusa Yadnya Kinembulan. Pelaksanaan ritual yang dipusatkan di jaba Pura Dalem Penataran Desa Adat Padang Luwih tersebut dimulai dari 12 Agustus hingga 29 Agustus 2022. Pada karya tersebut juga digelar upacara Pitra Yadnya, Metatah (potong gigi), Metigang Sasih, Mepetik, dan Meoton Sanan Empeg secara masal.

Bandesa Adat Padang Luwih, I Gusti Ngurah Oka Suradarma, Selasa (23/8) menerangkan pelaksanaan karya ini merupakan upaya desa adat dalam meringankan beban krama menjalankan kewajiban dan swadharmanya pada almarhum. Karya Atma Wedana ini bertujuan untuk mensucikan roh bagi orang yang telah meninggal supaya mencapai “sunia loka”. Setelah melalui upacara ini sang atma akan distanakan di “sanggah kemulan” dan disinilah atma itu dipuja.

Baca juga:  Polres Gianyar Gelar Razia Kembang Api

“Dengan diadakannya Karya Atma Wedana lan Manusa Yadnya di desa adat itu bisa meringankan krama,” terang Ngurah Oka.

Lebih lanjut, Jro Bandesa memaparkan karya ini merupakan salah satu program Desa Adat Padang Luwih. Ini biasanya dilakukan tiap 5 tahun, namun karena jumlah peserta yang sudah cukup banyak, jadi Karya Atma Wedana lan Manusa Yadnya dimajukan pelaksanaannya. Kapasitas untuk balai peyadnyan sebenarnya hanya 50 sawa. Setelah melakukan pendataan ternyata jumlahnya telah mencapai 55 sawa. Dan itu terus bertambah menjadi 72 sawa.

Baca juga:  Dua Tahanan Kabur Ditangkap di Jakarta

“Itu sebabnya “tiyang” memajukannya, yang sebenarnya program dilaksanakan tahun depan, di tahun 2023. Karya yang rencananya dilaksanakan tiap 5 tahun maju menjadi 4 tahun,” papar Jro Bandesa.

Untuk kedepan, ia menambahkan pelaksanaan kegiatan ini akan dievaluasi kembali. Sehingga dimungkinkan tiap 3 tahun dapat menggelar karya seperti ini.

Karya Atma Wedana ini tidak hanya diikuti krama Desa Adat Padang Luwih saja, namun juga sejumlah krama dari luar desa adat. Sedangkan untuk dana karya dikeluarkan masing-masing pemilet (warga yang turut dalam karya), dan dibantu dari Desa Adat Padang Luwih, juga bantuan-bantuan dari krama, pengusaha, serta pemerintah.

Baca juga:  Kemendes PDTT Belum Keluarkan Pengakuan Resmi Untuk Desa Adat

Sementara itu, untuk upacara Metatah diikuti 93 orang dan Metigang Sasih sekitar delapan puluhan orang. Selain itu juga digelar upacara Ngewarak Keruron, Ngelangkir, dan Ngelungah diawal karya. Puncak karya dilangsungkan pada 26 Agustus ini. Karya Atma Wedana lan Manusa Yadnya dipuput Ida Pedanda Istri Kania dari Griya Gede Kangkang, Pererenan, Badung. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN