Ilustrasi pengendara menerobos hujan saat melintasi jalan protokol Palembang. (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Dari 699 zona musim di Indonesia, sebanyak 16,31 persen atau sebanyak 114 zona musim (ZOM) diperkirakan mengawali musim hujan di bulan September 2022. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu (31/8) dikutip dari Kantor Berita Antara.

Ia mengatakan wilayah tersebut meliputi sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Maluku dan Papua. Kemudian sebanyak 25,03 persen atau 175 ZOM akan memasuki musim hujan pada bulan Oktober 2022, meliputi sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Baca juga:  Gempabumi Guncang Jembrana, Dirasakan Denpasar hingga Lombok Barat

Sementara itu, 18,31 persen atau 128 ZOM akan memasuki musim hujan pada bulan November 2022, meliputi sebagian Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Sedangkan untuk ZOM lainnya awal musim hujan tersebar pada bulan Juli hingga Agustus 2022, serta pada bulan Desember 2022 dan Januari hingga Mei 2023.

“Artinya apa? Awal musim hujan ini tidak secara serempak dimulai ada yang lebih awal tadi ada yang mulai bulan September, ada yang mulai Oktober dan ada juga yang mulai November, ada juga yang mulai Desember, ada juga yang mulai Januari hingga Mei 2023, itu tidak serempak,” ujar Dwikorita.​​​​​​​

Baca juga:  Waspada Suhu Panas Mencapai 38,4 Derajat Celcius

Dwikorita mengatakan sementara saat ini masih terjadi musim kemarau. Masih ada beberapa ZOM yang belum mengalami kemarau seperti itu, dan ada peningkatan curah hujan di musim kemarau.

“Jadi fenomenanya memang cukup kompleks, tidak sesimple sesuatu yang rutin regular. Jadi ada beberapa kompleksitas pada fenomena iklim di Indonesia ini ” kata Dwikorita.

BMKG memutakhirkan ZOM baru berdasarkan periode 1991-2020 menjadi sebanyak 699 zona musim. Pemutakhiran ZOM menjadi lebih banyak, tujuannya adalah agar resolusi prediksi ZOM menjadi lebih tinggi. (kmb/balipost)

Baca juga:  Soal Sosok T, Kepala BP2MI Hadiri Pemeriksaan Lanjutan Bareskrim
BAGIKAN