Plang nama Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. (BP/Dokumen Antara)

PRAYA, BALIPOST.com – World Superbike (WSBK) Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit akan digelar pada 11-13 November 2022. Guna menyukseskan acara ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Nusa Tenggara Barat (NTB), mulai merancang travel pattern atau pola perjalanan kunjungan ke desa wisata.

“Para penonton WSBK ini bisa menikmati keindahan dan berbagai atraksi di tujuh desa wisata yang dekat dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika,” kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, H Lendek Jayadi di Praya, dikutip dari Kantor Berita Antara, Jumat (16/9).

Baca juga:  Persiapan Pemilu 2019 Capai 90 Persen

Ia mengatakan pemerintah daerah (pemda) sudah mulai melakukan berbagai persiapan untuk mensukseskan WSBK. Secara spesifik pihak dinas saat ini sedang menyiapkan travel pattern yang akan menjadi destinasi, yang diharapkan mampu menjadi daya tarik wisatawan di desa penyangga. “Jadi kita susun pola perjalanan dari Mandalika menuju ke desa wisata yang berada di sekitaran KEK Mandalika ini,” katanya.

Ia mengatakan bahwa ada tujuh desa wisata yang berdekatan dengan sirkuit yang disiapkan dalam rencana pola perjalanan kepada para wisatawan yang datang, sehingga dinas sedang melakukan pemetaan terkait daya tarik apa saja yang ada di masing-masing desa wisata, termasuk bagaimana atraksi yang akan jadi branding desa wisata, sebagai bagian dari manajemen perjalanan agar baik sebelum dan sesudah WSBK para penonton bisa menikmati paket wisata menuju desa wisata itu.

Baca juga:  Persiapan WSBK di Mandalika Mencapai 100 Persen

“Para pengunjung akan keliling ke desa wisata dengan paket perjalanan yang sesuai dengan atraksi yang dimiliki. Hanya saja, polanya masih kita susun dan target pola ini akan rampung dalam waktu dekat ini. Karena memang kita akan lakukan promosi dan kita jual waktu promosi itu,” katanya.

Adapun tujuh desa yang akan menjadi lokasi travel pattern diantaranya Desa Wisata Kuta, Rembitan, Sengkol, Sukadana, Mertak, Prabu dan Desa Tumpak. Desa ini akan dikemas semenarik mungkin untuk menjadi paket wisata, sehingga wisatawan yang datang tidak hanya untuk menonton tapi bisa melihat berbagai potensi yang ada di masing- masing desa. “Hanya saja bagaimana mekanisme penjualan paket dan lainnya sampai saat ini memang masih dilakukan pengkajian dan kita sudah melakukan pertemuan sekitar tiga kali untuk membahas travel pattern ini,” katanya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Lagi, Lahan Hutan di Lereng Gunung Agung Terbakar
BAGIKAN