Petugas mengecek aliran air irigasi menuju Subak Tempek Tengaling saat longsornya bahu jalan Tamanbali-Guliang Kangin. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Sejak sekitar sepuluh bulan terakhir, petani di Subak Tengaling, Desa Tamanbali tidak bisa menanam padi. Penyebabnya pasokan air ke subak setempat terputus, akibat longsornya bahu jalan Tamanbali-Guliang Kangin.

Kelian Subak Tengaling I Nengah Karma menyebutkan luas lahan sawah di Subak Tengaling sekitar 14 hektar. Sejak November 2021 lalu, lahan sawah di Subak tersebut tidak mendapat pasokan air akibat bahu jalan Tamanbali-Guliang Kangin yang ada di utara subak mengalami longsor. Longsor yang terjadi, merusak saluran irigasi menuju subak.

Lantaran tak ada air, Karma mengatakan petani di Subak Tengaling selama ini tidak bisa menanam padi. Petani hanya bisa mengisi lahannya dengan tanaman ketela, kacang tanah, cabai atau bunga. “Sebelumnya tanam padi terus. Setahun bisa dua kali tanam padi,” terangnya.

Baca juga:  Sembilan Proyek Irigasi Dianggarkan Rp 8,3 Miliar

Akibat tak ada air, ada juga petani yang memilih tidak menggarap lahannya dan beralih pekerjaan. Seperti menjadi tukang bangunan.

Karma berharap kerusakan saluran irigasi bisa segera diperbaiki pemerintah. Kata dia saat ini pemerintah kabupaten Bangli masih melakukan perbaikan terhadap bahu jalan yang jebol. “Harapannya bisa segera selesai biar bisa tanam padi lagi,” harapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPerkim) Kabupaten Bangli Dewa Widnyana Maya dalam rapat kerja di DPRD Bangli belum lama ini mengatakan saat ini perbaikan jalan Tamanbali-Guliang yang longsor masih dalam pengerjaan.

Baca juga:  Bawa Sabu-sabu, Atlet Biliar Ditangkap

Diungkapkan selain fungsi dominannya sebagai jalan, di lokasi yang mengalami longsor juga terdapat saluran air. Longsor yang terjadi berdampak terhadap sawah yang ada di selatannya.

Selama proses perbaikan berlangsung, jalan menuju lokasi ditutup sementara. Kata Dewa Maya, dalam proses perbaikan sempat terjadi longsor susulan di lokasi. Kegiatan perbaikan sempat dihentikan sementara karena adanya upacara agama dan masyarakat menginginkan jalan dibuka. “Orang tidak berani kerja di bawah (di lokasi proyek) karena getaran kendaraan terasa di bawah,” katanya.

Baca juga:  Debit Air Baku Turun Drastis, Sawah di Lima Kecamatan Rawan Kekeringan

Terkait hal itu pihaknya mengaku memberikan kompensasi waktu terhadap rekanan yang menggarap proyek perbaikan jalan tersebut. Dia menegaskan proyek perbaikan itu belum terlambat.

Dalam rapat di dewan, Dewa Maya juga menyampaikan bahwa pihaknya rutin memantau seluruh kegiatan proyek tiap Minggu. Hal itu untuk memastikan mutu dan proyek bisa selesai tepat waktu. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN