Wisatawan turun dari Kapal Pesiar yang bersandar di Pelabuhan Benoa, Jumat (7/2/2020). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – MV Le Laperouse sandar di Pelabuhan Benoa pada Senin (19/9) pagi. Kehadiran kapal cruise berbendera Australia ini menjadi yang pertama sejak pandemi COVID-19 melanda di Maret 2020.

Regional Head 3 Pelindo, Ardhy Wahyu Basuki mengatakan hingga akhir 2022, tak hanya MV Le Laperouse berlabuh. Pelindo Regional 3 akan mendapatkan rencana kunjungan kapal sebanyak 40 kapal dengan total jumlah penumpang mencapai 10.000.

Baca juga:  Lima Pekerja PDAM Tertimbun Longsor

Terbesar adalah Kapal Queen Elizabeth yang akan membawa penumpang 3.000 orang pada Oktober. Sedangkan di 2023, Pelabuhan Benoa telah menerima 127 call.

“Selain Bali, tujuan cruise ke Indonesia adalah Surabaya, Semarang, Waingapu Kalabahi, Kupang dan Komodo,” jelasnya.

Menurut Ardhy, dalam kondisi normal jumlah call ke Pelabuhan Benoa bisa mencapai 90 call setahun seperti pada 2019. Dengan dibukanya border internasional, ia berharap pariwisata Bali kembali bergeliat.

Baca juga:  Pengembangan Pelabuhan Benoa, Ini Permintaan DPRD Denpasar ke Pelindo III

Ia mengatakan pelabuhan sebagai salah satu lembaga yang ingin menyambungkan kembali kehidupan pariwisata di Bali berupaya agar bisa menjadi mata rantai untuk menerima kedatangan turis. Dengan datangnya turis asing ke Bali, akan memberikan efek ganda, apalagi penumpang kapal cruise memiliki spending yang kuat, sehingga akan membawa perekonomian Bali lebih baik.

“Andalan Bali kan pariwisata dan turis masuk dalam jumlah banyak itu ya… lewat kapal cruise, karena dalam kondisi optimal, kapal bisa membawa 4.000 orang. Dengan demikian bisa berdampak besar terhadap pariwisata,” ujarnya.

Baca juga:  Tindaklanjuti Permendagri, Pemkot Rancang Perwali Kependudukan

Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan, kedatangan kapal pesiar ini bisa menjadi momentum yang baik untuk menyambut kedatangan kapal cruise yang lain kedepannya. Terlebih kedatangan cruise akan memberikan perputaran ekonomi yang cukup besar bagi Bali. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN