dr. Ketut Suarjaya. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelayanan Kanker Terpadu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara telah dibuka sejak 31 Mei 2022. Selain pelayanan radioterapi, kemoterapi, dan diagnostik, Pelayanan Kanker Terpadu ini juga memiliki layanan kedokteran nuklir.

Bahkan, layanan ini satu-satunya yang ada di Bali dan di Indonesia bagian Timur. Selama kurang lebih 3,5 bulan beroperasi, baru 10 orang pasien radioterapi dan kemoterapi yang dilayani. Jumlah ini masih sangat kecil, karena jenis pelayanan ini torgolong baru. Sehingga kurang diketahui oleh masyarakat umum.

Dirut RSUD Bali Mandara, dr. Ketut Suarjaya, mengatakan pada awal dibukanya Pelayanan Kanker Terpadu hanya melayani kemoterapi dan diagnostik. Namun, setelah itu dikembangkan layanan radioterapi. Menurutnya, layanan radioterapi ini sangat penting untuk terapi kanker.

Tidak hanya itu, atas dukungan dari Gubernur Bali, Wayan Koster RSUD Bali Mandara telah menyelesaikan gedung untuk layanan kedokteran nuklir. Sehingga, Gedung Pelayanan Kanker Terpadu dengan tambahan anggaran fisik dari dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), serta alat kesehatan bantuan pusat yang dikomunikasi langsung Gubernur Koster dengan Menteri Kesehatan, akan mendapatkan alat layanan kedokteran nuklir (Spect CT) senilai Rp 30,2 miliar. Alat Spect CT ini akan mulai dioperasikan awal tahun 2023. “Dengan demikian, Pelayanan Kanker Terpadu ini menjadi komprehensif. Mulai dari diagnostik, kemoterapi, layanan operasi kanker, radioterapi, dan kedokteran nuklir,” ujar dr. Suarjaya, Senin (19/9).

Baca juga:  Rasionalisasi Anggaran, Kelengkapan Kamar Operasi RSBM Berkurang

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini, mengungkapkan bahwa Gedung Layanan Kanker Terpadu di RSUD Bali Mandara merupakan salah satu program prioritas Gubernur Koster di bidang kesehatan sebagai pelaksanaan visi pembangunan Bali, yakni “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Gedung Layanan Kanker Terpadu telah dibangun sejak tahun 2018-2019 dengan dana sepenuhnya berasal dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali.

Layanan kedokteran nuklir menjadi layanan khusus yang dikembangkan pada Pelayanan Kanker Terpadu ini. Dimana, layanan kedokteran nuklir ini merupakan satu-satunya ada di Bali dan di Indonesia Timur. Bahkan, Jawa Timur belum memilikinya. Sebab, layanan kedokteran nuklir ini baru dimiliki oleh Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Medan, dan kalimantan Timur.

Baca juga:  Bukan "Balian," RSBM akan Buka Layanan Pengobatan Tradisional Ini di Januari 2022

“Kami harapkan dengan adanyan layanan kedokteran nuklir ini layanan kanker menjadi benar-benar komprehensif dan terpadu di Bali dan menjadi rujukan untuk Indonesia wilayah Timur. Karena kami juga sudah bekerjasama dengan BPJS, sehingga Pelayanan Kanker Terpadu ini juga menerima pasien-pasien BPJS. Karena selama ini, prevalensi kanker di dunia termasuk di Bali meningkat terus,” tandasnya.

Dikatakan, meningkatnya prevalensi kanker ini telah menyebabkan antrean layanan kemoterapi dan radioterapi di RSUP Prof. Ngoerah hingga 8 bulan. Sehingga, beroperasinya Layanan Kanker Terpadu di RSUD Bali Mandara ini diharapkan bisa mengurangi antrean layanan penyakit kanker di RSUP Prof. Ngoerah. “Saya juga berharap rumah sakit di seluruh kabupaten/kota di Bali yang memiliki pasien-pasien kanker bisa dirujuk ke RSUD Bali Mandara. Karena mulai dari pemeriksaan, diagnostik, operasi, kemoterapi, radioterapi, dan kedokteran nuklir sudah bisa langsung dilakukan di RSUD Bali Mandara,” imbuhnya.

Apalagi, lanjut dr. Suarjaya bahwa Pelayanan Kanker Terpadu di RSUD Bali Mandara sudah didukung dengan SDM yang sangat lengkap. Seperti, spesialis Onkologi, spesialis Kemoterapi, spesialis Radioterapi, Konsultan Hemato Ontologi, dan dokter layanan kedokteran nuklir, serta didikung para medis yang telah dilatih dan bersertifikat. Pelayanan Kanker Terpadu ini juga diampu oleh Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta dan RSCM.

Baca juga:  Dijadikan RS Rujukan Jika Pasien COVID-19 Lebih dari 200, Ini Persiapan RSBM

Tidak hanya itu, menurut dr. Suarjaya Pelayanan Kanker Terpadu ini akan menjadi bagian Medical Tourism di Bali. Sehingga, pengembangan RSUD Bali Mandara terus dikembangkan menuju kualifikasi rumah sakit standar kelas dunia pada akhir tahun 2025. Bahkan, roadmap untuk hal tersebut telah dilakukan dengan penambahan sarana dan prasarana, penambahan SDM, dan peningkatan mutu pelayanan.

Terkait jumlah pasien yang dilayani di Pelayanan Kanker Terpadi selama 3,5 bulan, dr. Suarjaya mengatakan baru 10 orang pasien radioterapi dan kemoterapi yang dilayani. Menurutnya, Jumlah ini masih relatif kecil. Sehingga, sosialisasi keberadaan Pelayanan Kanker Terpadu ini akan dilakukan secara lebih luas. Namun, untuk layanan bedah kanker sudah dari biasa dilakukan pelayanan. (Winatha/balipost)

BAGIKAN