Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar menyerahkan penghargaan untuk Bupati Jembrana I Nengah Tamba. (BP/Ist)

NEGARA, BALIPOST.com – Kabupaten Jembrana mendapat penghargaan dari Kementerian Desa Daerah tertinggal dan transmigrasi RI sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang menjadikan data desa berbasis SDGs desa sebagai pondasi utama dalam melaksanakan pembangunan. Penghargaan itu diserahkan langsung Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar kepada Bupati Jembrana I Nengah Tamba, disela-sela launching program Jembrana Satu Data Dari Desa ( JSDDD) di gedung Mendopo Kesari Negara, Jembrana, Selasa (20/9).

Selain data berbasis SDGs desa, turut diserahkan piagam penghargaan desa mandiri atas komitmen bupati dalam mendorong percepatan pembangunan desa sehingga mencapai status mandiri , maju dan berkembang. Terkait penghargaan, Mendes PDTT menyampaikan pentingnya data yang valid untuk pembangunan.

Ia menyebut jika menginginkan data yang valid itu ada di desa. “Kalau kita mau data yang valid, update, akurat, sudah diupgrade dan berskala mikro itu adanya di desa. Nah yang menarik di Jembrana ini bukan hanya desa tetapi juga kelurahan yang didata berbasis SDGs. Sehingga total kawasan di Jembrana sudah terdata dengan bagus,” jelasnya.

Baca juga:  Bupati Gede Dana Raih Penghargaan Ombudsman RI

Selain itu, diintegrasikan dengan kebutuhan seluruh OPD. “Ini yang membedakan dengan tempat lain sehingga ini adalah bentuk dari pengembangan dari SDGs desa menjadi SDGs kabupaten yang basisnya tetap pada basis desa/kelurahan,” katanya.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus Menteri ini meyakini , melalui data yang terkumpul dengan baik, berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat jembrana akan mudah terdeteksi. “Ketika mudah terdeteksi maka pimpinan akan mudah mengambil langkah yang tepat sasaran sesuai dengan permasalahan yang terjadi.Disinilah Bupati berhasil menyelesaikan kesenjangan yang selama ini menjadi permasalahan setiap daerah yaitu antara data, fakta, dan perencanaan,” jelasnya.

Ia menambahkan, melalui data desa berbasis SDGs ini, Jembrana pasti sudah memiliki sebuah proses perencanaan yang betul betul berbasis data. Itu artinya pembangunan yang dilakukan betul betul dirancang sesuai prioritas pada penyelesaian masalah.

Baca juga:  Setubuhi Siswi SMP, Pelaku Diganjar 7 Tahun

Sehingga mempermudah terwujudnya percepatan berbagai hal sesuai visi misi yang disusun. “Karena permasalahannya ada dan terdeteksi. Sementara masalah utama yang dihadapi setiap adalah ketidaktahuan kita akan masalah. Nah ketika kita mengetahui masalah maka kita pasti akan bisa mencari solusi yang tepat dan sesuai dengan permasalahan. Itu berarti model pembangunan yang digarap Bupati akan sesuai dengan penyelesaian masalah,” jelasnya.

Sementara Bupati Jembrana I Nengah Tamba menyampaikan apresiasi atas penghargaan diberikan menteri desa PDTT serta bisa dilaunchingnya Jembrana Satu Data Dari Desa (JSDDD).

Menurutnya, dengan JSDDD ini akan memberikan gambaran dan perencanaan dari awal apa yang mau digarap dan dikerjakan. Karena kata Bupati, permasalahan mikro sudah terlihat didepan mata dari data itu. ”Saya meyakini kecepatan, akurasi dan transparansi akan jauh lebih detil dengan memiliki data,” ujarnya.

Baca juga:  Dharma Santi Nyepi 2022, Moderasi Beragama Menuju Indonesia Tangguh

Tamba yang mantan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali ini mencontohkan melalui penggunaan data yang akurat memudahkan pihaknya dalam membantu perekrutan tenaga kerja seiring masuknya investasi ke Jembrana. “Kita bisa sodorkan ke perusahaan jumlah KK miskin sesuai jenis kelamin kepada perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Wilayah asal tenaga kerjanya dari desa dan wilayah operasional perusahaan tersebut. Sehingga, melalui data itu sekaligus membantu mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran,” terangnya.

Selain itu, dengan di mulai groundbreaking pembangunan jalan tol di Bali kata Bupati, Pihaknya juga sudah memiliki data yang dibutuhkan terkait kondisi penduduk Jembrana di wilayah sepanjang jalan tol. Data yang dimiliki tidak hanya kondisi penduduk, tapi juga potensi ekonomi yang dimiliki wilayah tersebut. (Adv/balipost)

BAGIKAN