Upacara Ngeruak dan Mulang Dasar tatakan Patung Wisnu Murti di Bundaran Kediri, Tabanan, Rabu (21/9). (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Patung Wisnu Murti di Bundaran Kediri, Tabanan dipastikan sudah rampung akhir 2022. Pengerjaannya dimulai dengan upacara Ngeruak dan Mulang Dasar tatakan patung, Rabu (21/9) yang dipuput Ida Walaka Surya Grya Kediri.

Kepala Dinas PUPRKP Tabanan, I Made Dedy Darma Saputra, mengatakan ada perbedaan bentuk antara patung yang baru dengan yang lama atau yang telah dibongkar pada 2013. Bentuk yang baru ini, lanjutnya, merupakan hasil aspirasi dari masyarakat adat setempat.

Baca juga:  Banjir di Nusa Penida, Jalan Utama Tak Bisa Dilalui

Perbedaannya menyangkut dimensi hingga filosofi patung tersebut. Termasuk, bahan baku nantinya dari beton bertulang dan bukan perunggu.

Hal itu mempertimbangkan teknis seni Bali untuk pembentukan, juga dari estetika dikatakan lebih bagus dengan menggunakan beton bertulang. Dimensi patung ialah 6,5 meter dari kepala hingga badan, sedangkan bagian bawah atau tatakan sekitar 3 meter. Total tinggi keseluruhan 9 meter lebih dan dimensi bundaran akan lebih kecil serta tinggi bundaran lebih rendah, sehingga tidak akan mengganggu pandangan pengguna jalan.

Baca juga:  Diduga Karena Ini, Buaya Mati Sehari Pascaditangkap di Pantai Legian

Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, sebelumnya pernah menegaskan pembangunan kembali Patung Wisnu Murti di Catus Pata Kediri tidak ada kaitannya dengan politik. Ini, murni menjawab aspirasi masyarakat yang terus disampaikan saat kegiatan reses DPRD maupun saat dirinya melakukan kegiatan kunjungan kerja di lapangan.

Atas dasar aspirasi tersebut, dilakukan berbagai proses dan kajian yang mendasar, sehingga akhirnya dipastikan Patung Wisnu Murti dibangun kembali di tempat semula. Patung Bung Karno yang sejak 2015 ada di Bundaran Kediri itu, direlokasi ke Taman Kota.

Baca juga:  PWI Gandeng PLN UID Bali Gelar UKW

Sementara itu, patung Wisnu Murti yang dalam pengerjaan ini adalah hasil karya dari seniman asal Tabanan, I Nyoman Sudarwa (59) asal Desa Penarukan, Kecamatan Kerambitan. Pengerjaanya, sebagian besar dilakukan di studio patung Sudarwa. Saat perakitan patung dan beberapa ukiran lainnya atau sekitar 30 persen pengerjaan akan dilakukan di lokasi patung yakni di Perempatan Kediri. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN