NEGARA, BALIPOST.com – Desa Adat Yeh Buah selain memiliki asal muasal krama yang majemuk, wewidangan permukiman juga berada di pinggiran hutan. Dengan berbatasan langsung dengan hutan (wana), desa adat juga memiliki tanggung jawab menjaga kelestarian hutan.
Saat ini desa adat sedang menyusun perarem terkait pengelolaan hutan. Selain berfungsi untuk kesejahteraan krama, juga memiliki tujuan pelestarian.
Bendesa Yeh Buah, I Ketut Merta Punia mengatakan wilayah Desa Adat berada di perbatasan dengan hutan. Sehingga krama juga tak asing lagi dengan kehidupan di pinggir hutan. Sejak para penglingsir yang membuka lahan dan menginjakkan kaki di Yeh Buah, sudah terbiasa dengan situasi hutan belantara.
Karena juga memberikan kehidupan bagi masyarakat, juga memiliki tanggungjawab menjaga kondisi hutan agar tetap lestari. “Saat ini kami sedang merancang terkait pelestarian hutan, mengaitkan dengan aturan yang ada,” katanya.
Aturan itu terkait menjadikan hutan desa, selain untuk kesejahteraan masyarakat sekitar, juga upaya menjaga kelestariannya. Hutan atau wana dilindungi kelestariannya juga menjadi salah satu visi Gubernur Bali Wayan Koster dalam upaya menata Bali secara komprehensif salah satunya Wana Kerthi. Wana Kerthi dalam upaya menjaga kesucian dan kelestarian hutan dan pegunungan.
Saat ini juga ada kebijakan dari pemerintah pusat untuk pengelolaan hutan berbasis hutan desa. Di hutan Yehembang Kauh, tepatnya Yeh Buah yang juga masuk hutan Bali Barat menjadi habitat sejumlah flora dan fauna endemik Bali Barat. Beberapa di antaranya seperti tanaman yang tumbuh memiliki peran. Salah satunya pohon kwanitan yang menjadi rumah bagi burung-burung endemik Jembrana.
Selain sebagai pencegah tanah longsor maupun banjir bandang, peran tanaman-tanaman di Hutan Bali Barat juga sebagai rumah bagi berbagai jenis fauna endemik. Harus memberikan edukasi dari kecil bahwa akan menimbulkan masalah apabila hutan rusak. Tanaman-tanaman khas perlu dikembangbiakkan seperti Kwanitan, Kemiri, Pala Bali, hingga Klerek.
Desa Adat Yehbuah terletak di sisi paling Utara Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo. Di Desa Adat ini terdapat empat banjar adat di antaranya banjar adat Gianyar, banjar adat Bangli, banjar adat Gulingan dan banjar adat Badung. (Surya Dharma/balipost)