Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster mengucapkan selamat ulang tahun ke-73 kepada Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Gubernur yang menyampaikan sambutan dalam perayaan HUT ke-73 RRT ini, Rabu (28/9), juga berterima kasih atas kerjasama dan hubungan baik selama ini antara Bali dengan Tiongkok, khususnya Konjen Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar.

Dalam kesempatan itu, gubernur asal Desa Sembiran ini menyatakan sebelum pandemi, wisatawan dari Tiongkok selalu menempati posisi 2 besar menjadi pemasok wisatawan terbanyak ke Bali. Ia pun berharap direct flight atau penerbangan langsung dari China ke Bali segera dibuka. “Saya berharap rencana direct flight dari China ke Bali akan segera dibuka, kedatangan turis Tiongkok paling kami tunggu. Saya percaya bahwa dengan semakin membaiknya situasi pandemi di kedua negara, akan lebih banyak warga China yang datang ke Bali untuk berwisata menikmati keindahan Pulau Bali,” kata mantan anggota DPR RI 3 periode ini.

Selain itu, ia juga memberikan apresiasi dan berterima kasih yang tulus kepada pemerintah dan masyarakat Tiongkok yang telah memberi sumbangan peralatan medis untuk Bali selama masa pandemi. Konjen RRT Denpasar juga baru-baru ini memberi bantuan materi kepada rumah sakit rujukan yang ada di Bali sebagai bentuk dukungan terhadap upaya persiapan Bali untuk KTT G-20 mendatang. “Untuk segala bantuan yang diberikan selama ini oleh Republik Rakyat Tiongkok, sekali lagi saya ucapkan terima kasih,” ujarnya.

Baca juga:  WFH Disebut Bukan Solusi Atasi Polusi Udara di Jakarta, Terpenting Ini Dilakukan

Koster juga menyebut sangat dirasakan persaudaraan dan kebaikan pihak Konjen selama ini untuk bekerja sama berkontribusi membangun Bali khususnya mendukung Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Melihat akulturasi budaya antara Tiongkok dan Bali sudah terjalin sejak zaman dahulu, beberapa kesenian Bali dan sejarah Bali banyak dipengaruhi oleh Tiongkok, seperti antara lain ada Tari Baris Cina, Barong Landung, cerita Sampik Ingtai yang dilakonkan pada kesenian arja maupun drama gong bali, dan penggunaan uang kepeng yang sejarahnya dari China dan masih digunakan dalam keseharian masyarakat Bali. “Saya berharap jalinan persaudaraan yang telah ada dan terjalin cukup lama ini akan semakin kuat kedepannya dan kerjasama di berbagai bidang agar dapat terus ditingkatkan,” tutupnya.

Baca juga:  Ranperda Kontribusi Wisatawan Ditarget Rampung Akhir Tahun

Sementara itu, Konsul Jenderal RRT di Denpasar, Zhu Xinglong menyampaikan pihaknya bersedia untuk terus menjembatani persahabatan dan kolabarasi antara Bali, NTB, NTT dan Tiongkok. Sehingga, dapat memberikan lebih banyak keuntungan bagi masyarakat kedua negara.

“Perkembangan hubungan bilateral yang stabil juga akan membawa prospek yang luas bagi kerjasama kedua negara di tingkat daerah. Bali, NTB dan NTT, tiga provinsi di wilayah kerja kantor kami ini kaya akan sumber daya alam dan pariwisata serta memiliki potensi pengembangan yang sangat besar. Patutlah kita manfaatkan momentum ini untuk menggenjot kerjasama yang lebih luas lagi di bidang ekonomi perdagangan, pertanian, pariwisata, pendidikan dan pengentasan kemiskinan,” katanya.

Selama 10 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, lanjutnya, pembangunan ekonomi dan sosial Tiongkok berjalan pesat. Taraf hidup masyarakat Tiongkok juga meningkat seara signifikan.

Di bidang ekonomi, dari tahun 2012 ke tahun 2021, PDB Tiongkok meningkat dari 53,9 triliun yuan menjadi 114,4 triliun yuan, dan PDB perkapita meningkat dari 6.300 dolar AS, menjadi 12.500 dolar AS.

Baca juga:  SMAN/SMKN Bali Mandara Tetap Beroperasi, Pola Pengelolaan Diubah

Di bidang pemberdayaan masyarakat, dalam 10 tahun terakhir, Tiongkok berhasil mengangkat hampir 100 juta penduduk dari garis kemiskinan. Kemiskinan ekstrem telah sepenuhnya dientaskan untuk pertama kalinya dalam sejarah Tiongkok.

Lebih lanjut lagi Tiongkok juga telah mendirikan sistem asuransi kesehatan dasar dan asuransi hari tua dasar dengan cakupan lebih dari 1 miliar penduduknya. Di bidang infrastruktur dan teknologi, panjangnya jalur kereta api cepat di Tiongkok meningkat dari kurang dari 10.000 km menjadi lebih dari 40.000 km.

“Teknologi 5G, kendaraan energi baru, dan industri lainnya telah menduduki peringkat teratas. Selain itu, terobosan-terobosan telah tercapai dalam penerbangan luar angkasa berawak, eksplorasi Mars dan sebagainya,” paparnya dalam rilis yang diterima.

Masyarakat Tiongkok saat ini penuh semangat dan harapan. “Kita sedang berjuang untuk mewujudkan tujuan pembangunan seratus tahun sejak berdirinya RRT, yaitu menjadikan Tiongkok sebagai negara sosialis modern secara komprehensif pada pertengahan abad ke-21,” tegasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN