Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin (kanan) bertukar obrolan dengan Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam agenda konferensi pers 1st HMM di Yogyakarta, 20 Juni 2022. (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Sebagai bagian dari upaya pemantauan kualitas kinerja dalam pengujian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan uji sampel laboratorium COVID-19 di Indonesia dan sejumlah negara lainnya.

Berdasarkan keterangan tertulis WHO yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan sistem manajemen kualitas laboratorium adalah hal penting untuk memastikan laboratorium COVID-19 di Indonesia menyediakan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.

Salah satu cara untuk memeriksa sistem manajemen mutu adalah program jaminan mutu eksternal atau external quality assurance programme (EQAP), yang mengevaluasi kinerja menggunakan metode seperti uji profisiensi, pengujian ulang, dan evaluasi di lokasi laboratorium.

Upaya pemantauan kualitas pengujian di laboratorium COVID-19 juga dilakukan WHO di seluruh dunia dengan mendistribusikan sampel uji dalam bentuk panel ke negara-negara anggota.

Baca juga:  2020 Jauh dari Harapan Pembinaan dan Prestasi Olahraga

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan panel tersebut baru-baru ini tiba di Indonesia, dan kini sedang dalam proses distribusi ke provinsi-provinsi. Di Indonesia tersedia 1.034 laboratorium di 34 provinsi yang akan menerima panel sampel uji.

Setiap laboratorium akan menguji panel dan Kementerian Kesehatan memasukkan hasilnya secara daring untuk dievaluasi dan dianalisa tentang kinerja laboratorium. “Proses EQAP ini penting agar kita bisa melihat laboratorium mana yang kinerjanya baik dan mana yang membutuhkan dukungan,” ujarnya, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (30/9).

Menurut Budi kinerja laboratorium yang mematuhi standar global dan mampu menyediakan layanan andal, sangat memberi manfaat pada masyarakat. “Masyarakat dapat memperoleh hasil yang dapat dipercaya dari laboratorium, dan kemudian mendapatkan perawatan yang tepat berdasarkan hasil tersebut,” katanya.

Baca juga:  Varian COVID-19 Omicron Merebak di Afsel, AS Larang Pelancong dari 8 Negara

Royal College of Pathologists of Australasia Quality Assurance Programs (RCPAQAP) akan mengompilasi hasil dari laboratorium di Indonesia, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor Leste. Kompilasi tersebut dikirim ke WHO yang akan menganalisa hasilnya untuk mendapatkan laporan EQAP COVID-19 global.

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams mengatakan keamanan kesehatan tergantung pada tingkat pengendalian penularan COVID-19. Australia mendukung Indonesia dengan kebijakan ahli dan saran teknis untuk mengurangi penyebaran virus.

Baca juga:  Tambahan Harian Kasus COVID-19 Bali Masih Bertambah di Atas 480!

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket mengatakan pihaknya memberi dukungan pada distribusi panel dan kunjungan supervisi ke laboratorium, sebagai bagian dari program WHO-UE, Respons dan Kesiapsiagaan untuk Pandemi Kesehatan di Asia Tenggara. “Kerja sama ini menegaskan kembali komitmen UE yang berkelanjutan untuk mendukung respons Indonesia terhadap COVID-19 dan memperkuat sistem kesehatannya. Kerja sama dan solidaritas global adalah cara untuk mengalahkan virus dan memulai pemulihan global yang berkelanjutan,” katanya.

Ia mengatakan uji profisiensi dalam EQAP akan memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja laboratorium COVID-19 di tingkat global dan nasional kepada Kemenkes. (Kmb/Balipost)

 

 

BAGIKAN