Gojek memberikan pelatihan anti-kekerasan seksual bagi mitra driver di Denpasar, Jumat (30/9). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gojek, sebagai platform on-demand terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara terus memperkuat standar keamanan layanan melalui inisiatif #AmanBersamaGojek. Upaya komprehensif ini tak terbatas pada keamanan ekosistemnya, juga berkontribusi menciptakan ruang publik yang aman, terbebas dari kekerasan seksual.

VP – Strategic Regional Head Gojek wilayah Jatim & Bali Nusra, Jeffry Johannes, mengatakan komitmen Gojek terhadap keamanan diwujudkan secara konkret melalui peningkatan pelatihan anti-kekerasan seksual bagi mitra driver. Kegiatan ini akan kembali berlangsung secara tatap muka.

Sebelum pandemi pelatihan sejenis telah berjalan di 8 kota operasional utama. Di 2022 ini, Gojek menargetkan akan melangsungkan pelatihan bagi mitra driver di 10 kota, termasuk di Denpasar yang dilakukan Jumat (30/9).

“Melalui edukasi ini, kami ingin membangun kesadaran serta pemahaman individu khususnya kepada mitra driver Gojek terkait pentingnya bergerak bersama menciptakan ruang aman yang bebas dari kekerasan seksual. Gojek ingin membangun budaya aman dan mendorong mitra-mitranya untuk secara konsisten menjadi pelopor penciptaan ruang publik yang aman, misalnya dengan sigap membantu atau mengambil tindakan ketika menemui kasus kekerasan seksual di ruang publik,” jelasnya.

Baca juga:  GoTo Satukan Ekosistem dalam Komitmen Keberlanjutan "Tiga Nol"

Ia mengatakan edukasi kepada mitra driver terkait topik anti-kekerasan seksual selama ini juga telah berlangsung secara online melalui Tips Pintar di aplikasi. Edukasi ini diikuti oleh ratusan ribu mitra driver dari seluruh Indonesia.

“Saat ini kami juga telah meluncurkan Pusat Edukasi dan Bantuan yang dapat diakses oleh masyarakat luas melalui gjk.id/lawankekerasanseksual. Di sini masyarakat dapat mempelajari langkah-langkah pencegahan kekerasan seksual maupun cara melaporkannya. Informasi ini dikemas dalam bahasa yang sederhana serta format yang ringan, misalnya dengan bentuk kuis, sehingga mudah dipahami,” jelas Jeffry.

Baca juga:  Sekda Bali Harap Pemerintah Kabupaten/Kota Manfaatkan Layanan JBM

Pelatihan anti-kekerasan seksual yang Gojek lakukan difasilitasi oleh organisasi Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan (DEMAND) bagian dari Koalisi Ruang Publik Aman. Pelatihan menyasar mitra-mitra yang merupakan perwakilan komunitas.

Noval Auliady Co-Director DEMAND (Di Jalan Aman Tanpa Pelecehan Seksual) menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif yang dilakukan Gojek untuk mengajak mitra drivernya berperan aktif bila melihat tindak kekerasan seksual di sekitarnya. “Inisiatif #AmanBersamaGojek ini sangat baik dan perlu direplikasi oleh platform penyedia layanan jasa lainnya agar lebih banyak lagi pihak yang terlibat dalam menciptakan ruang publik aman di Indonesia,” ujarnya.

Pada pelatihan tatap muka, mitra driver berkesempatan mengenal apa yang dimaksud dengan kekerasan seksual, jenis kekerasan seksual, serta dampak kekerasan seksual secara mendalam. Mitra juga dilatih untuk mempraktikkan cara membantu korban kekerasan seksual dengan menggunakan metode intervensi saksi (active bystander).

Baca juga:  Amankan Pengerupukan, Polres Jembrana Kerahkan 515 Personil

Sementara itu Sekretaris LBH APIK Bali, Luh Putu Anggreni, SH, menegaskan pihaknya sangat senang bisa turut berbagi isu kekerasan seksual ini kepada kawan-kawan Gojek di Bali. “Kemitraan ini tentunya dapat makin mempermudah pemberian akses dalam upaya pencegahan dan juga perlindungan kepada masyarakat korban aksi kekerasan,” paparnya.

Ia mengatakan sepanjang Pandemi ini kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak turut meningkat. “Gojek sebagai mitra pendamping kami harapkan dapat turut berpartisipasi mencegah dan juga mampu berperan sebagai paralegal yang terlatih untuk memberikan pendampingan pada korban,” katanya.

Langkah edukasi yang Gojek lakukan tidak hanya menyasar mitra driver. Pelatihan berkelanjutan terkait penanganan pelaporan kekerasan seksual juga diberikan bagi Tim Unit Darurat, baik tim yang bertugas menerima laporan melalui tombol darurat, maupun tim yang menangani laporan di lapangan. (kmb/balipost)

BAGIKAN