Ketut Suardana. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (2/10) malam yang menewaskan 129 orang, mengundang keprihatinan PSSI Bali. Ketua Umum Asprov PSSI Bali Ketut Suardana, di Gianyar, Minggu (2/10), mengharapkan tragedi ini tak berimbas ke penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada 2023.

Bali merupakan salah satu tuan rumah dalam PD U-20 ini sehingga disebutnya punya kepentingan. “Jadi, kami di Bali sangat berkepentingan semoga penyelenggaraan hajatan World Cup tetap dihelat di Pulau Seribu Pura ini,” tegasnya.

Ia mengatakan sejauh ini belum diketahui bentuk sanksi dari Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA. Akan tetapi, di medsos sudah muncul berbgai pernyataan terkait hukuman terhadap persepakbolaan di Tanah Air.

Baca juga:  Kecelakaan di By Pass IB Mantra, 1 Meninggal

Diungkapkannya, pascakerusuhan yang melibatkan pertandingan sepak bola biasnya delegasi FIFA turun melakukan investigasi guna menggali data dan fakta. “Saya belum tahu wujud sanksinya. Saya harap persepakbolaan di Indonesia, tetap bisa melakukan aktvitasnya,” tegasnya.

Ia pun terus melakukan kontak ke sesama insan bola, dan sejauh ini belum ada hukuman resmi yang dijatuhkan terhadap persepakbolaan Tanah Air. “Yang jelas, kami prihatin atas terjadinya tragedi pascalaga antara Arema Malang melawan Persebaya Surabaya,” katanya.

Baca juga:  Perampok Asal Rusia Diringkus di Lombok

Senada, Wasekum Asprov PSSi Bali Nasser Atthamimy juga mengaku belum tahu sanksi yang diberikan terhadap persepakbolaan di Indonesia. “Kami kan penyelenggaraan amatir, sedangkan Liga 1 profesional,” kata dia.

Nasser melakukan perjalanan naik travel dari Bali menuju Malang. “Saya tiba di Malang, Minggu (2/10), pukul 07.00 WITA, dan turun di Pasar Gadang dekat dengan Stadion Kanjuruhan,” jelasnya.

Dia mengisahkan, begitu turun di Pasar Gadang, ambulans berseliweran mengangkut korban kerusuhan. “Saya juga ikut prihatin,” terangnya.

Baca juga:  Perkampungan Atlet Pada Olimpiade Paris 2024 Dibuka

Ketua Askab PSSI Badung Nyoman Graha Wicaksana juga ikut priharin dan menyatakan bela sungkawa atas tragedi Kanjuruhan. Ia berharap peristiwa nahas ini menjadi pembelajaran.

Ia mencontohkan, Inggris dulu terkenal dengan Hooligans dan identik dengan kerusuhan bahkan korbannya juga mencapai ratusan. “Namun, saat ini kan sudah bersikap makin dewasa suporternya,” cetusnya.

Karena itu, dirinya tak mau menyalahkan aparat keamanan maupun suporter. Untuk itu, perhelatan sepak bola harus tetap ada, walaupun kondisinya seperti apa. “Kalau di Bali kan amatir dan fanatisme suporternya biasa saja,” ujarnya. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN