SIANG menjelang sore itu cuaca cerah menaungi short cut Canggu, Badung. Seorang driver GoRide tampak duduk di atas sepeda motornya menunggu order.
Saat ditanya, Putu Parta (45) mengatakan dirinya sudah lima tahun bekerja sebagai driver Gojek. Ia sempat jadi pelayan di restoran waralaba terkenal dari Amerika Serikat, namun memutuskan banting setir sebagai driver GoRide.
Ia mengaku memang beroperasi di seputaran Canggu, Badung. Alasannya, order cukup lancar, terutama para bule atau wisatawan asing.
Ia pun rela pergi cukup jauh dari tempat tinggalnya di Sesetan, Denpasar tiap harinya demi memperoleh penghasilan. “Yang penting bisa kerja dan mendapatkan hasil dengan benar,” cetus pria asal Jembrana ini.
Dibandingkan sebelum pandemi, order dari wisatawan asing memang relatif sedikit. Namun sejak awal 2022 ini, begitu pintu internasional dibuka lagi, order dari wisman mulai ada sebab mereka sudah kembali berlibur ke Bali.
Diakui driver GoCar, Denny Asmara, orderan dari WNA kini mulai banyak. Terutama di kawasan Kuta Utara hingga Selatan.
Ia mengatakan rangkaian acara G20 yang diselenggarakan di Bali juga memberi kontribusi meningkatnya pesanan dari WNA ini. Ia pun mengaku bersyukur karena event-event yang diselenggarakan di Bali, khususnya di Badung dan Denpasar mulai ramai.
Soal bahasa, diakui keduanya, menjadi tantangan karena kebanyakan para bule ini menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Untungnya dengan latar belakang yang mereka miliki, komunikasi dengan WNA tidak menjadi momok.
Lalu bagaimana dengan mitra lainnya yang tidak pasih cas cis cus menggunakan bahasa Inggris? Ternyata Gojek pun memikirkan kondisi ini. Disampaikan Head of Global Marketing GoRide Gojek Stella Darmadi, pihaknya telah menyediakan program Bengkel Belajar Mitra (BBM) untuk melatih para mitra driver beragam keahlian sehingga layanan menjadi lebih baik.
Salah satunya, ujar Stella, pelajaran bahasa Inggris.Terkait pelaksanaan G20 di Bali, ia pun berharap para mitra juga bisa mengais rezeki. Dalam BBM yang sudah ada sejak 2018, diberikan serangkaian pelatihan gunamengasah keterampilan ratusan mitra driver GoRide di Bali. “Sehingga dapat memberikan pelayanan yang unggul kepada para pelanggan. Intinya, kami ingin meningkatkan kemampuan driver supaya bisa menjadi unggul dan memiliki perilaku yang mampu memberikan kesan terbaik pada pengguna Gojek,” ujarnya saat ditemui dalam kegiatan BBM di Jimbaran Hub, Badung, belum lama ini.
Gojek mengangkat topik mengenai pelayanan prima (service excellence), dasar-dasar Bahasa Inggris, maupun pengenalan mengenai kendaraan listrik. “Dimulainya kegiatan Bengkel Belajar Mitra (BBM) yang nantinya diikuti dengan hadirnya layanan GoRide Electric merupakan dukungan konkret kami untuk kesuksesan dan kelancaran KTT G20 di Bali. Pada BBM kali ini, para mitra akan mendapat pelatihan pelayanan prima termasuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris sehingga dapat memberikan layanan terbaik bagi delegasi G20, serta pelatihan terkait kendaraan listrik. BBM menjadi salah satu dari rangkaian kegiatan terintegrasi dan berkelanjutan kami untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan mitra driver agar menjadi andalan konsumen,” jelasnya.
District Head Bali Gojek, Rayi Bimantara yang ditemui di lokasi yang sama menjelaskan bahwa mitra driver Gojek juga siap menyambut momentum kebangkitan kembali pariwisata Bali melalui pelayanan terbaik. “Mitra driver Gojek adalah stakeholder penting bagi pariwisata Bali, terlebih di tengah perhelatan acara G20 sepanjang tahun ini. Kami berkomitmen terus meningkatkan keterampilan baru para mitra driver yang dapat menunjang kinerja mereka sehari-hari sebagai bagian penting dari ekosistem Gojek,” ungkapnya.
Lewat BBM, mitra driver Gojek dapat meningkatkan keterampilan dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan, memudahkan para mitra driver untuk berkomunikasi dengan delegasi internasional, hingga mempersiapkan para mitra untuk memberikan kenyamanan maksimal dalam pelayanan motor listrik. “Dengan BBM, kami berharap dapat menjadi salah satu upaya dalam mengapresiasi semangat melayani dari mitra kami sekaligus memberdayakan mereka untuk menjadi provider layanan terbaik di Industri,” tutupnya.
Mengutip dari hasil survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang berjudul “Kontribusi Ekosistem Gojek dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Bali Selama Pandemi 2020-2021,” mayoritas mitra GoRide dan GoCar menyatakan kemitraan dengan Gojek meningkatkan kualitas hidup mereka. Bahkan, sebanyak 2/3 mitra driver memprioritaskan fleksibilitas waktu dalam kemitraan dengan Gojek.
Fleksibilitas ini memungkinkan mereka membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga serta bebas on-bid atau off-bid kapanpun. Mayoritas juga merasa terbantu karena bermitra dengan Gojek.
Hasil survei, sebanyak 9 dari 10 mitra driver GoRide menyatakan mereka tetap dapat memiliki pendapatan selama pandemi untuk menafkahi diri dan keluarga melalui kemitraan dengan Gojek. Mitra mengapresiasi berbagai dukungan yang diberikan Gojek seperti potongan harga dari program Swadaya, inisiatif menjaga keamanan, kesehatan. dan higienitas mitra, dan layanan kepesertaan BPJSTK/asuransi. (Diah Dewi/balipost)