GIANYAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi Bali selama ini menggelontorkan dana untuk pembangunan desa adat di Bali. Saat Covid-19 mewabah, bantuan dana ini lebih banyak digunakan untuk penanganan Covid-19, namun karena Covid-19 sudah melandai sehingga dana BKK yang cair tiap tahun akan dipergunakan pembangunan fisik.
Desa Adat Tampaksiring, Gianyar misalnya bantuan BKK tahun 2022 ini akan dipergunakan untuk pembangunan tembok panyengker setra atau kuburan Desa Adat Tampaksiring. Tembok penyengker ini dibangun untuk membatasi lahan milik warga dengan kuburan milik desa adat.
Selain itu, pembangunan tembok penyengker ini dilakukan untuk melanjutkan pembangunan tembok panyengker sebelumnya. Pembangunan tembok panyengker kuburan tersebut sudah berdasarkan hasil keputusan rapat warga.
Bendesa Adat Tampaksiring, Sang Made Puanya, mengatakan, karena COVID-19 sudah melandai, hasil keputusan rapat warga dana bantuan Pemprov Bali akan dipergunakan untuk membangun tembok penyengker kuburan Desa Adat Tampaksiring. Untuk membangun tembok penyengker, dana dialokasikan mencapai Rp46 juta. “Selain membangun tembok panyengker, juga akan dilakukan pemasangan listrik di areal kuburan. Sehingga bila ada kegiatan pengabenan di kuburan ini tidak gelap,” ucapnya.
Untuk membangun tembok penyengker dan pemasangan listrik menghabiskan dana Rp75 juta. Sementara penghabisan Rp75 juta tidak ada urunan warga sehingga kekurangan diambilkan dana kompensasi dari bangunan tower berdiri sekitar kuburan.
Bendesa Adat Tampaksiring menambahkan, pihak desa adat sejak 3 tahun lalu sudah memiliki pengelolaan sampah dari sumbernya. Untuk penanganan sampah, pihak Desa Adat bekerja sama dengan Yayasan Sepit.
Yayasan Sepit juga melakukan edukasi kepada siswa SDN 6 Tampaksiring untuk mengumpulkan sampah. Kini pihaknya sudah memiliki 4 orang tenaga untuk mengambil sampah dari rumah-rumah penduduk dan langsung dikelola menjadi kompos di rumah kompos. Pihak Desa Adat kini sudah memiliki sejumlah mesin pengolahan sampah merupakan sumbangan CSR dari salah satu bank.
Pupuk kompos yang dihasilkan dibeli oleh sebuah perusahaan untuk pemupukan tanaman Lengkeng, Durian dan Alpukat pada sebuah perkebunan di tanah laba Pura seluas 3,5 hektare di Banjar Tegal Suci. “Pupuk kompos yang dihasilkan dibeli oleh perusahaan perkebunan untuk memupuk tanaman Lengkeng, Durian dan Alpukat,” katanya.
Kini tanaman dalam perkebunan tersebut sudah tumbuh subur dan dalam waktu dekat sudah bisa menghasilkan buah segar tanpa bubuk buatan. Dalam perkebunan ini pemilik lahan mendapat bagian 20 persen, petani mendapat 15 persen sementara pengusaha mendapat bagian 65 persen. (kmb/balipost)