TABANAN, BALIPOST.com – Dua tahun vakum tanpa gelaran festival akibat dampak pandemi COVID-19, DTW Jatiluwih akan menggelar festival bertajuk Jatiluwih Culture Week. Berkolaborasi dengan Poltekpar Bali, festival dengan skala kecil ini digelar selama dua hari, 15-16 Oktober.
Manager operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa didampingi Ketua Panitia Jatiluwih Cultural Week, I Made Ivan Aditya memaparkan, festival ini skalanya lebih kecil dibandingkan festival sebelumnya lantaran keterbatasan anggaran. “Kami terkendala anggaran jadi tidak bisa menggelar mandiri, kebetulan dari para mahasiswa ini ada kegiatan yang memang disupport oleh pemerintah pusat dan meminta kami berkolaborasi membuat event selama dua hari,” terangnya, Kamis (6/10).
Meski di tengah keterbatasan anggaran, Ivan meyakini event ini bisa membangkitkan spirit budaya, termasuk memberikan ruang bagi sekitar 20 UMKM untuk tampil dengan menawarkan beragam potensi dan kuliner yang ada di Desa Jatiluwih (weekend market). Seperti diketahui Jatiluwih dikenal dengan potensi teh beras merah, jajan Bali dan saat ini juga ada beras hitam.
Festival kali ini menampilkan sejumlah penyanyi asal Bali. Seperti Bagus Wirata, Robi Navicula, Soul dan Kith serta Balawan.
Digelar juga Cross Country Running yang memberikan kesempatan bagi para pelari untuk menikmati DTW Jatiluwih sambil berlari. “Untuk fun run ini target kita hanya 150 orang untuk dua kategori, yakni 5k dan 10k dengan pendaftaran Rp200 ribu,” jelasnya.
Dalam event ini nantinya juga ada art painting dimulai semenjak pembukaan hingga penutupan acara. “Kami juga menggelar talkshow mengundang public figure, pihak pemerintah serta entrepreneur. Topiknya tentang Inovasi Desa Wisata Jatiluwih dan Pengembangan UMKM di Masa Pemulihan Pandemi,” ucapnya.
Ditambahkan, Manager operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa geliat kunjungan wisatawan sudah mulai terlihat. Hanya saja untuk bisa menggelar festival skala besar belum bisa dilakukan.
Untuk tingkat kunjungan wisatawan saat ini, kata Sutirtayasa per hari sekitar 500-800 kunjungan. Sebanyak 90 persen adalah wisatawan asing dari Rusia, India, Singapura termasuk Prancis. (Puspawati/balipost)