Tjokorda Gde Putra Sukawati meresmikan Museum Marketing 3.0 - Metaverse, Phase 1. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – World Marketing Forum 2022 kembali hadir di Ubud Bali untuk para profesional pemasaran di seluruh dunia secara resmi dibuka oleh Hermawan Kartajaya selaku Founder of Asia Marketing Federation (AMF) dan Co-founder of the World Marketing Forum, Kamis (6/10). Kegiatan yang digelar di Museum Puri Lukisan, Ubud, ini dirangkai peresmian Museum Marketing 3.0 – Metaverse, Phase 1 oleh Tjokorda Gde Putra Sukawati (Cok Putra) selaku Penglingsir Puri Agung Ubud dan
Pemilik Museum Puri Lukisan.

Museum ini ditempatkan di Museum Puri Lukisan, kata Cok Putra, bertujuan memberikan pendidikan dan menginspirasi pemasar di seluruh dunia agar mampu menerapkan praktik pemasaran manusiawi yang disertakan dengan dukungan industri pariwisata. Cok Putra menyampaikan Ubud adalah tempat turisme dan Bali adalah destinasi ternama. “Maka itulah,
museum ini juga diharapkan menjadi titik pertemuan bagi khalayak untuk berkumpul dan membahas berbagai isu yang sedang beredar di dunia dan sumbangsih apa yang para pemasar dapat berikan untuk menanganinya,” katanya dikutip dari rilis yang diterima.

Baca juga:  Penanaman Pohon Tandur Taru Urip Dimulai dari Desa Pinggan

Iwan Setiawan selaku CEO Marketeers menjelaskan ada beberapa fakta menarik mengenai museum ini. Di antaranya, Museum Marketing 3.0 – Metaverse, Phase 1 ini didirikan berdasarkan ide dari Hermawan Kartajaya selaku inisiator sekaligus Co-Author Buku Global Best Selling “Marketing 3.0: From Product to Customers to The Human Spirit” yang telah
diterjemahkan ke 27 bahasa yang ditulisnya bersama Prof. Philip Kotler, museum ini terletak di dalam kompleks Museum Puri Lukisan sebagai
penghormatan terhadap Tjokorda Gde Agung Sukawati, pelopor industri turisme budaya lokal di Bali, khususnya Ubud.

Baca juga:  Gak Selalu Negatif, Ini Sejumlah Dampak Positif Nongkrong di Cafe

Konsep ‘Marketing 3.0’ menunjukkan kecanggihan teknologi dan aspirasi konsumen yang menjadi ujung tombak aktivitas profesional para pemasar dalam membangun bisnis yang lebih berguna bagi siapapun. Khususnya bagi konsumen sebagai komunitas yang semakin proaktif.

Selain itu, Iwan menambahkan nilai-nilai yang diwujudkan dari orientasi konsep ‘Marketing 3.0’ dituangkan secara konkrit pada desain museum ini, yang menggambarkan atmosfer dunia yang semakin interaktif. (kmb/balipost)

Baca juga:  Cegah Pekerja Migran Ilegal, Disnaker Gianyar Sosialisasi Mekanisme dan Prosedur Bekerja ke Luar Negeri
BAGIKAN