A.A. Ngurah Adi Ardhana. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Empat tahun Bali berada di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. September 2018, Gubernur Koster dilantik Presiden Jokowi menjadi Gubernur Bali dan setelah itu, ia langsung menjalankan janji politiknya saat kampanye. Hasilnya, pembangunan yang dilaksanakan telah dapat dinikmati masyarakat Bali.

Dialog Merah Putih Bali Era Baru, Rabu (5/10) di Warung 63, Jalan Veteran mengupas tentang kinerja Gubernur Bali dengan tema capaian empat tahun kepemimpinan Gubernur Koster. Hadir sebagai narasumber, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Bidang Pembangunan, A.A. Ngurah Adi Ardhana,
Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana dan Kepala SMAN 9 Denpasar, I Gusti Ngurah Arjawa.

Ngurah Adi Ardhana mengatakan, selama empat tahun pemerintahan Gubernur Koster, dapat dilihat pengejawantahan visi misi Gubernur Bali dari perkembangan infrastruktur yang ada di Bali. Banyaknya pembangunan yang dikaitkan dengan
keagamaan, perekoonomian, dan pendidikan dapat dilihat dari berbagai pembangunan yang dilakukan sesuai dengan visi misi Gubernur Bali yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Di antaranya, penataan kawasan Besakih sekaligus perlindungan tempat suci krama Bali, Pusat Kebudayaan Bali (PKB) dan dibangunnya banyak sekolah baru mulai dari tingkat SMP hingga SMA.
Banyaknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan, di tengah kemampuan anggaran Bali sangat terbatas, namun Gubernur Koster mampu membuat pembangunan tersebut terlaksana dengan
baik tanpa harus membebani APBD. “Baik APBN maupun APBD dan pinjaman yang sudah terproyeksi cara pengembaliannya,” ujarnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Konsisten Jadikan Bahasa Bali sebagai Pemersatu Masyarakat Bali

Secara infrastruktur, Gubernur Bali telah berhasil membuat program monumental yang akan selalu diingat masyarakat Bali. Jika dibedah konsep Tri Sakti Bung Karno yaitu berdaulat secara politik, Gubernur Koster telah merealisasikannya karena telah ada progres berupa usulan UU Provinsi Bali yang diperbarui.

Selain itu Gubernur Koster, dengan kekuatannya mampu membuat sistem pemerintahan berjalan baik.
Konsep berdikari secara ekonomi, Gubernur Koster pun telah melaksanakannya dengan meluncurkan Ekonomi Kerthi Bali yang mana dengan pembangunan infrastruktur yang dilakukan akan mampu menggerakkan roda ekonomi Bali dan akan sangat bermanfaat bagi krama Bali.

Konsep berkeperibadian dalam kebudayaan, mulai diwujudkan dengan membuat payung hukum berupa Perda, Pergub dan instruksi di antaranya, Perda Desa Ada, Perda standar baku kepariwisataan budaya Bali serta Pergub penggunaan endek, pakaian adat Bali, penggunaan bahasa dan aksara Bali, serta Instruksi terkait pelaksanaan Tumpek Wayang.

Baca juga:  Gara-gara Sabu, Pedagang Ikan Dituntut 5 Tahun

“Pola-pola pembangunan semesta berencana telah matang dilakukan mulai dari legislasi, perencanaan dan pelaksanaan, semuanya sudah dilaksanakan
terstruktur dengan baik sehingga visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali bisa tercapai,” ujar Adi.

Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan “Kun” Adnyana mengatakan, salah satu wujud nyata pembangunan Gubernur Koster adalah pembangunan PKB. PKB menjadi karya monumental yang akan diingat masyarakat Bali. PKB merupakan kawasan tidak hanya luas tapi juga juga matang dalam perencanaan untuk mewadahi seluruh aktivitas budaya yang
dimiliki.

Wayan “Kun” Adnyana. (BP/Istimewa)

“Ada museum tematik, panggung, convention center, auditorium, dll. Ini jauh lebih luas dari working budaya yang kita miliki sekarang sehingga cakupan kebudayaan bisa diwadahi termasuk kreativitas dari kaum milenial, internasional karena dengan pembangunan PKB muaranya adalah mengembalikan Bali sebagai padma buana, pusat peradaban dunia,” ungkapnya.

Dengan demikian perlu wahana yang bisa mempertemukan potensi-potensi skala nasional dan internasional sehingga kembali Bali dilirik dijadikan sebuah ruang aktualiasasi prestasi di bidang kebudayaan. “Siapapun yang berprestasi akan merasakan prestise atau pengakuan ketika tampil di PKB. Artinya kita memiliki wahana betul-betul untuk memberi label capaian atau prestasi pelaku-pelaku
budaya, seniman di Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Bulan Bahasa Bali Jadi Kebanggaan Generasi Milenial Bali

Budaya Bali selain dinamis juga memiliki hulu yang jelas. Berbeda dengan banyak daerah, wilayah, negara yang tidak memiliki root (akar) tentang kebudayaannya, sepenuhnya merupakan kebudayaan urban yang menjadi pertemuan berbagai etnis. “Tapi Bali memiliki hulu yang lengkap, jelas. Orangtua kita masa lalu telah meramu kebudayaan ini menjadi
kebudayaan yang unik, unggul sekaligus memang memiliki daya lentur yang luar biasa,” ujar Kun.

I Gusti Ngurah Oka Arjawa. (BP/kmb)

Kepala SMAN 9 Denpasar, I Gusti Ngurah Arjawa mengatakan, dalam 22 misi Gubernur Koster, di antaranya memuat berkaitan dengan pendidikan yaitu pada misi keempat, tersedianya pelayanan pendidikan yang merata, adil, terjangkau, berkualitas dan mewajibkan belajar 12 tahun. “Kita sudah melihat ada konsep keadilan, pemerataan, keterjangkauan dengan
dibangunnya sekolah-sekolah baru di level SMP dan SMA,” ujarnya.

Di Denpasar sekarang ada hingga SMPN 14 dan SMA hingga SMAN 11 dan ke depannya akan ada lagi.
Sehingga berimbang antara kesempatan di SMP dan SMA. Kalau melihat prioritas program mencakup lima bidang, pendidikan di bidang 2, dan pemenuhan krama Bali dalam bidang pendidikan, program
dan realitanya ada. (Citta Maya/Winatha/balipost)

BAGIKAN