rumah rusak akibat tanah longsor dan banjir bandang di pemukiman warga Suku Tengger, di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. (BP/Antara)

LUMAJANG, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mencatat satu pura dan belasan rumah rusak akibat tanah longsor dan banjir bandang di pemukiman warga Suku Tengger, di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menurut Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi BPBD Lumajang Joko Sambang, Minggu (9/10), dari hasil assesmen sebanyak 11 rumah terdampak longsor.

Hujan deras yang mengguyur lereng Gunung Semeru menyebabkan tanah longsor dan banjir yang disertai lumpur menerjang desa di kaki Gunung Semeru, Desa Ranu Pani, Sabtu (8/10). Akibatnya desa setempat terisolasi.

Baca juga:  Jalur Denpasar-Gilimanuk Tutup, Pelabuhan Ketapang Tetap Layani Penyeberangan ke Bali

Selain menyebabkan rumah rusak, tanah longsor juga menyebabkan akses jalan yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang melalui Desa Ranu Pani tidak dapat dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Kandang ternak milik warga Desa Ranu Pani juga rusak akibat tanah longsor, sehingga ternaknya diungsikan ke tempat yang aman.

“Tanah longsor juga menutup jalan menuju Desa Ranu Pani sebanyak 10 titik, sehingga penanganan fokus pada pembersihan akses jalan agar bisa dilalui,” katanya.

Baca juga:  Tren Penurunan Kasus COVID-19 Harian Nasional Masih Terjadi

Ia menjelaskan jajaran BPBD membawa 1 unit alat berat berangkat bersama rombongan Forkopimcam Senduro, Kodim 0821 Lumajang dan Polres Lumajang menuju lokasi kejadian untuk bergotong royong melakukan penanganan darurat dampak cuaca ekstrem di Desa Ranu Pani.

Penanganan menggunakan alat berat dan manual. Ada empat unit alat berat yang digunakan untuk mempercepat penanganan, di antaranya 1 unit loader BPBD dan dua unit ekskavator serta satu unit doser milik Dinas PU.

Baca juga:  Dapur Umum Warga Terdampak Banjir Masih Beroperasi

“Kegiatan pembersihan longsoran selesai, dilanjutkan kerja bakti warga pada Sabtu (8/10), sehingga akses jalan dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat, namun kondisi jalan masih licin,” ujarnya.

Ia menjelaskan longsoran tanah tebing dan tumpukan material lumpur sepanjang sekitar dua km yang menutup sebagian jalan akibat luapan debit air dari lahan perkebunan sudah dibersihkan. “Mudah-mudahan tidak terjadi longsor susulan, kami imbau warga tetap waspada terhadap potensi bencana,” ujarnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN