Nilai perdagangan barang luar negeri China melonjak 9,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 19,8 triliun yuan (1 yuan = Rp2.225) dalam paruh pertama (H1) 2022, tunjuk data resmi pada Rabu (13/7/2022). (BP/Ant).

BEIJING, BALIPOST.com – Di tengah sengitnya rivalitas antara China dan Amerika Serikat, nilai perdagangan dan investasi antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu mengalami peningkatan. Data di Kementerian Luar Negeri China (MFA), sebagaimana dikutip dari kantor berita antara, Minggu (9/10), menyebutkan, nilai perdagangan kedua negara pada paruh pertama tahun 2022 telah mengalami peningkatan sebesar 12,7 persen.

Sementara investasi AS di China selama periode tersebut juga naik 26,1 persen. “Ini benar-benar menunjukkan bahwa rakyat China dan AS mendambakan kerja sama dan kerja sama China-AS dapat memberikan keuntungan bersama,” kata juru bicara MFA Mao Ning di Beijing, Sabtu (8/10).

Baca juga:  Konsumsi Susu di Bali Sedikit, Usaha Ternak Perah Tak Berkembang

Menurut dia, China merupakan kesempatan bisnis utama AS dan pengenaan tarif impor AS terhadap barang-barang China lebih mencederai AS daripada dampak yang diterima pihak China.

“Pembuat kebijakan AS harus lebih banyak mendengar suara-suara para pebisnis dan akademisi yang rasional dan objektif itu,” serunya.

Pernyataan Mao tersebut untuk menanggapi laporan Asosiasi Kebijakan Luar Negeri AS berjudul “The Business of America and China is Business” yang menyerukan kepada para pembuat kebijakan AS agar mengkalibrasi ulang asumsi dan kebijakan mereka yang salah terhadap China dan melihat China dari perspektif yang benar untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan AS-China.

Baca juga:  Presiden Jelaskan Upaya Tahan Kenaikan Harga Pertalite

“Hentikan mengatasi kemitraan China-AS dengan pola pikir yang salah tentang ‘zero-sum games’, junjung tinggi prinsip saling menghormati, bawa hubungan China-AS ke jalur yang benar dan stabil,” ujar diplomat perempuan itu.

Mengutip data statistik, Mao menyebutkan bahwa rata-rata laba yang diperoleh AS dari investasi di China sebesar 14,7 persen selama periode 2000-2020, jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan investasi asing langsung AS sebesar 9,7 persen. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Kotak Hitam Kedua dari Pesawat China Eastern Ditemukan

 

BAGIKAN