TABANAN, BALIPOST.com – Suasana haru cukup terasa di kediaman rumah almarhum Ni Luh Gede Puspasari (19), pemotor terseret arus di jembatan Yeh Ho, penghubung Desa Tibubiu, Kerambitan dan Desa Beraban, Selemadeg Timur. Meski sudah mengikhlaskan kejadian ini sebagai musibah, kakek almarhum serta sejumlah kerabat tampak menunggu kepastian hasil identifikasi dari RSUP Prof. Ngoerah terhadap jenazah ditemukan di Pantai Sanur yang diduga kuat adalah Puspasari, Jumat (14/10).
Saat disambangi di rumah duka tepatnya di desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, pihak keluarga saat itu didampingi Kelian Adat Tangguntiti I Gede Astawa tengah menunggu kabar terbaru dari orangtua korban yang masih berada di RSUP Prof. Ngoerah untuk proses identifikasi. Keyakinan ini dilihat dari sejumlah barang yang identik dikenakan korban sebelum kejadian, seperti helm, sepatu, serta jaket. Termasuk juga identitas atas nama Ni Luh Gede Puspasari.
Kakek almarhum, Made Suwendra (65) yang hampir selalu ada di lokasi kejadian dalam setiap proses pencarian korban mengaku telah mengikhlaskan cucunya. Ia berharap jenazah cucunya bisa segera dilakukan upacara sesuai dengan dresta yang ada.
Ia pun mengaku sebelum kejadian tidak ada firasat apapun. Hanya saja sebelum kejadian atau saat korban hendak berangkat kuliah ke Denpasar, sang nenek mengingatkan agar tidak melintasi jembatan saat hujan.
Sang nenek khawatir air sungai besar, dan meminta korban agar mencari jalur utama. “Saran itu sempat diiyakan oleh Luhde (korban), tetapi tetap saja dia melintas di sana, mungkin ini sudah ‘jalannya’ dia. bahkan saat dengar ada orang hanyut, semua keluarga khawatir dan mencoba menghubungi tetapi handphonenya mati,” terangnya.
Hal senada juga diakui adik korban, Kadek Sri Sudiasih. Ia juga mengaku tidak ada firasat apapun sebelum kejadian.
Hanya saja, korban sempat banyak ngobrol tentang berbagai hal saat ada kegiatan upacara agama di rumah. “Orangnya tidak banyak bicara, hanya saja sebelum kejadian memang lebih banyak ngobrol, dia ini selain kuliah juga kerja menjadi penjaga counter di wilayah Kediri,” ucapnya.
Begitupun di kegiatan banjar, sosok almarhum di mata Kepala Wilayah Banjar Tangguntiti, I Made Tirtayasa, dikenal mudah bergaul dan aktif dalam kegiatan sosial yang dilakukan oleh STT Yowana Wijaya. “Dia ini (Luhde Puspasari) orangnya mudah bergaul dan aktif di setiap kegiatan STT,” ucapnya.
Disinggung jika hasil identifikasi nantinya membenarkan jasad yang ditemukan di pantai belakang hotel Inna Grand Bali Beach, Denpasar, adalah korban yang telah dicari selama sepekan ini, Kelian Adat Tangguntiti I Gede Astawa mengatakan dari pihak keluarga akan melakukan rembug untuk mencari hari baik pelaksanaan upacara. “Tentunya akan rembug untuk cari hari baik, kami masih menunggu dulu kabar terbaru dari orangtuanya yang masih di RS Denpasar,” jelasnya. (Puspawati/balipost)