Lahan sawah milik petani di Bebandem rusak akibat disapu air bah bercampur dengan lumpur. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Derasnya hujan yang melanda, mengakibatkan aliran air di belantaran sungai di Karangasem menjadi meluap. Terjangan air bah tersebut tak hanya merusak akses jalan maupun pemukiman warga, namun juga merusak hektaran lahan sawah milik petani.

Salah seorang petani di Bebendem, I Made Radin, Rabu (19/10), mengungkapkan bahwa luapan air bah tersebut sangat tinggi dari datang dari hulu. Kondisi itu membuat lahan sawah yang berada dekat sungai disapu air bah bercampur dengan lumpur.

Baca juga:  Harga Cabai Mulai Merangkak Naik, di Karangasem Rp 60 Ribu

“Selama puluhan tahun saya menjadi petani, terjangan air bah ini paling besar. Sebelumnya, memang pernah diterjang banjir tapi tidak sebesar dan separah saat ini. Terjangan air sangat besar dan membawa material batu dan pepohonan. Ini yang membuat lahan padi rusak akibat sapuan tersebut,” ucapnya.

Radin menambahkan, akibat sapuan air bah tersebut, lahan sawah yang rusak cukup luas. Dilihat lahan sawah yang ada di bawah sampai atas luasnya mencapai dua hektar. Lahan sawah ini merupakan bagian dari Subak Uman Sangiang. “Lahan sawah yang diterjang air bah ini milik 13 orang petani. Masing-masing petani kira-kira lahan sawahnya yang terdampak mulai dari 10 sampai dengan 30 are,” katanya.

Baca juga:  Nekat Mendaki, Turis Rusia Bermeditasi Sebelum Diajak Turun Gunung Agung

Petani lain, I Ketut Yudiarta, akibat kejadian ini dirinya mengalami kerugian besar. Pasalnya, padi yang tertutup lumpur sudah pasti tidak bisa di panen sama sekali. Padahal, sejatinya padi dalam.waktu.dekat sudsh bisa dipanen. “Lagi dua minggu ini mau dipanen. Namun, apa boleh buat sebelum panen sudah kena musibah. Kalau dilihat keseluruhan, kerugian bisa mencapai Rp 15 juta rupiah,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN